jpnn.com, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR Puan Maharani didesak minta maaf atas pernyataannya 'semoga Sumbar menjadi provinsi yang benar-benar mendukung negara Pancasila'.
Namun, Wakil Ketua MPR yang juga Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah justru mempertanyakan di mana letak kesalahan Puan Maharani sehingga harus meminta maaf.
BACA JUGA: Basarah Meyakini Tuhan akan Angkat Derajat Puan Maharani
Hal ini terungkap dalam program Indonesia Lawyer Club (ILC) 'Sumbar belum Pancasilais?', Selasa (8/9) malam.
Menurut Basarah, dalam kultur Indonesia termasuk masyarakat Minang, saling maaf memaafkan itu adalah tradisi bangsa ini maupun semua umat beragama.
BACA JUGA: Bahas Omongan Puan, UAS Ulas Rumah Makan Padang dan Rangkiang
Bahkan, kata dia, dalam Islam dan Indonesia ada tradisi halalbihalal ketika merayakan Idulfitri.
Basarah mengatakan di luar konteks Idulfitri permintaan maaf harus mengandung pengertian ada kesalahan yang telah dibuat.
BACA JUGA: Simak, Saran Sejarawan Terkenal kepada Fadli Zon terkait Omongan Uni Puan
“Pertanyaan yang ingin saya sampaikan, di mana letak kesalahan Mbak Puan sebagaimana telah saya jelaskan tadi?” kata Basarah dalam acara yang dipandu Presiden ILC Karni Ilyas itu.
Basarah menegaskan bahwa ia tidak melihat ada mens rea atau niat jahat Puan untuk menistakan siapa pun, termasuk masyarakat Sumbar di dalam pernyataannya.
Sebab, ujar Basarah, apa yang Puan sampaikan semata-mata amanat dan pesan kepada calon gubernur dan wakil gubernur Sumbar yang didukung PDI Perjuangan, Mulyadi dan Ali Mukhni, yang merupakan kader Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Basarah mengatakan jangan sampai ada politisasi-politisasi ada amplifikasi yang justru menjadi komoditas politik.
Apakah itu awalnya karena kompetisi pilkada Sumbar, atau motivasi lain karena Pilkada Serentak 2020 banyak sekali atau 270 daerah.
Bahkan, di masa yang akan datang ada kompetisi pemilihan presiden (pilpres) dan sebagainya.
Namun, Basarah memastikan dalam konteks kultural untuk menjaga silaturahmi, ini merupakan momen dan peristiwa yang berdampak bagi bangsa Indonesia.
Sehingga rakyat terutama masyarakat Minang tahu telah menyumbangkan perempuan pertama menjadi ketua DPR RI.
“Saya kira kita sama-sama punya tanggung jawab menjaga Mbak Puan agar terus istikamah menjaga amanat, membawa panji-panji sebagai putri Minang untuk bisa sukses memimpin DPR RI,” kata Basarah. (boy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Boy