jpnn.com - SUBANG-Banjir yang melanda sebagian besar wilayah utara Kabupaten Subang selama sepekan, sedikitnya menelan korban tewas 8 orang. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Budi Subiantoro, berdasarkan data yang diterimanya, terhitung Sabtu (18/1) hingga Jumat (24/1), sudah ada 8 orang dinyatakan meninggal dunia. Korban rata-rata berusia 50 hingga 90 tahun, dengan berbagai penyebab.
"Dari 8 korban, tercatat 2 orang gila, satu balita, dan 5 usia lanjut," ujar Budi saat dihubungi Pasundan Ekspres (grup JPNN).
BACA JUGA: Jalan Amblas, Tol Cipularang Ditutup Selama 4 Hari
Adapun 8 orang meninggal dunia selama banjir, yaitu pada tanggal 20 Januari terdapat 2 orang gila meninggal, kemudian tanggal 21 Januari ada tiga orang, yaitu Mukoyah (90), warga Desa Mulyasari, Mari (70) warga Mulyasari, Marsinih (60) warga Desa Tanjung Tiga Blanakan yang didiagnosa hipoterm. Kemudian tanggal 22 Januari terdapat satu bayi yang baru berumur satu hari asal Desa Pamanukan, Ujang (50) warga Desa Mulyasari. Selanjutnya tanggal 23 Januari, Darkinah (63) warga Tegalsari Legonwetan. Dan hari ini (kemarin, red) satu orang meninggal bernama Kunang (55).
"Korban meninggal bukan diakibatkan gerusan air banjir, tapi akibat sakit. Kalau yang bayi meninggal saat dilahirkan," terangnya.
BACA JUGA: Pengumuman Hasil Tes CPNS K2 Belum Jelas
Sedangkan kelima korban lainya, meninggal akibat kedinginan. Diterangkan Budi, saat ini para pengungsi banyak terserang penyakit kulit, seperti gatal-gatal, batuk, pilek, maag, pegal-pegal, diare, ISPA dan lainnya.
"Sekarang kita kehabisan stok obat gatal-gatal. Untuk itu kami berharap Pemkab Subang, bisa segera mempasilitas untuk melakukan pengadaan kembali obat gatal-gatal," tutupnya.(ded/din)
BACA JUGA: Pabrik Obat Palsu Terbesar Digerebek
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendadak Buta Usai Melahirkan
Redaktur : Tim Redaksi