Di Sukadana Diusir, di Pulau Maya Diterima Warga

Kamis, 21 Januari 2016 – 08:46 WIB
Eks Gafatar yang diusir akhirnya menjual barang-barang mereka. FOTO: Rakyat Kalbar

jpnn.com - KAYONG UTARA- Sikap berbeda ditunjukkan Masyarakat di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, dalam menghadapi eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Sikap menolak dan mengusir warga Gafatar dari pemukiman di Kecamatan Sukadana, ternyata tak dilakukan oleh warga kecamatan Pulau Maya.

Bupati Kayong Utara, Hildi Hamid mengakui jika eks Gafatar di Sukadana, sementara ditampung oleh Pemkab. Mereka akan dievakuasi sebelum dikembalikan ke daerah asalnya. 

BACA JUGA: Digerebek di Hotel, Si Nenek Belum Sempat Pakai Bra dan Celana

Mereka akan diberangkatkan dari Kayong Utara menuju Kota Pontianak, hari ini. Mereka diangkut menggunakan kapal yang telah disiapkan Pemkab Kayong Utara. 

“Jadi yang berada di Kecamatan Sukadana, kalau bisa akan kita berangkatkan sekaligus,” kata Hildi. 

BACA JUGA: Walikota Tolak Eks Gafatar Dievakuasi ke Pontianak

Sementara kelompok eks Gafatar yang bermukim di Kecamatan Pulau Maya, kata Hildi, Pemkab tidak bisa mengambil keputusan, karena tidak ada sikap dari masyarakat setempat. 

“Kalau di Satai, Pulau Maya, kita lihat reaksi masyarakatnya bisa menerima. Jadi pemerintah tidak bisa apa-apa,” katanya. 

BACA JUGA: Di Penampungan, Banyak Eks Gafatar Sakit

Menurut Hildi, mereka yang ditampung akan diberangkatkan ke Kota Pontianak menggunakan kapal. Selanjutnya, Pemprov Kalbar yang akan memulangkan ke daerah asalnya menggunakan kapal milik Angkatan Laut. 

Kapolres Ketapang, AKBP Hady Poerwanto mengatakan, masalah ini tidak ada kaitannya dengan kasus. Selaku aparat keamanan, polisi sebatas pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. “kalau terjadi tindakan anarkis, kita amankan dari KKU ini,” ucapnya.

Sejauh ini, Polres Ketapang telah mengembalikan sejumlah warga ke pangkuan keluarganya. Mereka adalah warga yang ikut bersama-sama dengan kegiatan Gafatar yang dilaporkan hilang oleh keluarganya. Yang telah dipulangkan, lanjutnya, dua orang dari Jawa, dan lima dalam satu keluarga dari Sumatera. 

“Mereka dipulangkan karena memang yang bersangkutan dilaporkan hilang sejak November tahun 2015 oleh keluarganya,” jelas AKBP Hady.

Mereka yang dipulangkan ke keluarganya, memilih ikut Gafatar, karena bujukan dari para eks Gafatar dan dijanjikan sesuatu selama kegiatan di Kalbar.  (rakyatkalbar/dkk/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ternyata.. Gafatar Punya Bupati dan Camat Sendiri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler