Di Sumbergempol Tulungagung Sudah Lebaran Hari Ini, Kok Tak Bareng yang Lain?

Jumat, 22 Mei 2020 – 13:29 WIB
Jmaah Al muhdlor mengikuti ibadah sakat Id di Masjid Nur Muhammad, Desa Wates, Sumbergempol, Tulungagung, Jumat (22/5). Foto: Destyan Handri Sujarwoko

jpnn.com, TULUNGAGUNG - Jemaah Al Muhdlor di Desa Wates, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jawa Timur merayakan Lebaran, Jumat (22/5) ini.

Puluhan warga menggelar salat Idulfitri, dua hari lebih awal dibanding mayoritas muslim lain di Indonesia maupun ketetapan pemerintah.

BACA JUGA: Lebaran 2020 Tanggal Berapa? Sidang Isbat Jumat Petang

Salat Id digelar di Masjid Nur Muhammad di Desa Wates dan menjadi pusat dakwah Al Muhdlor Indonesia.

Salat Id itu diikuti sekitar 40 orang jamaah.

BACA JUGA: Tak Punya Uang Buat Beli Baju Lebaran, 2 Pemuda Ini Nekat Berbuat Terlarang

"Kami hanya memantau dan mengamankan jalannya ibadah salat Id untuk memastikan pelaksanaannya tetap mematuhi protokol kesehatan," kata Kanit Binmas Polsek Sumbergempol, Aiptu Mujito.

Jemaah yang datang tidak hanya berasal dari sekitar Desa Wates, tetapi sebagian juga berasal dari luar daerah.

BACA JUGA: Seperti ini Prediksi Pertamina Terkait Kebutuhan BBM dan LPG Jelang Lebaran

Jemaah Al Muhdlor sebelumnya melaksanakan ibadah puasa Ramadan, dua hari lebih awal dari ketetapan pemerintah.

Para pengikut ajaran Habib Sayyid Ahmad Bin Salim Al Muhdhor ini merayakan Lebaran pertama mereka dengan menggelar kenduri bersama usai salat Id yang dilakukan pada pukul 05.30 WIB.

Salat Id diimami langsung oleh Habib Hamid Bin Ahmad Al Muhdhor, pengasuh pondok pesantren yang juga putra almarhum Habib Sayyid Ahmad bin Salim Al Muhdhor dan mengklaim diri memiliki garis turun langsung dengan Nabi Muhammad SAW.

Dalam sesi wawancara dengan Habib Hamid Bin Ahmad Al Muhdhor, sebelumnya, dijelaskan bahwa perayaan Idulfitri mereka lakukan lebih awal setelah menjalani puasa Ramadan selama 30 hari penuh.

"Kami melaksanakan puasa dua hari lebih awal dibanding umat Islam pada umumnya," kata Habib Hamid.

Ia menegaskan pelaksanaan Shalat Id maupun puasa Ramadhan lebih awal itu bukan diputuskan sembarangan.

"Sudah ada hitung-hitungannya berdasar petunjuk ahli Falaq. Keyakinan ini juga sudah diikuti jamaah Al Muhdhor sejak lama, sejak masa Habib Sayyid Ahmad bin Salim Al Muhdhor masih hidup," kata Habib Hamid.

Namun, ia menegaskan bahwa dirinya dan para jamaah yang menggelar Shalat Id awal tak berkenan diliput media.

"Ibadah itu urusan yang sangat pribadi. Kami ingin menjalani ibadah dengan tenang dan tidak perlu menjadi sorotan yang nantinya justru memicu perdebatan di masyarakat karena kami menjalani ibadah Shalat Id lebih awal dibanding umat Islam pada umumnya," katanya.

Habib Hamid mengatakan penganut ajaran Al Muhdhor tidak hanya ada di Tulungagung dan sekitarnya. Namun juga tersebar di sejumlah daerah di Indonesia dan berjejaring hingga di Mesir, Timur Tengah.

"Barometer kami (ajaran Al Muhdhor) dari sana (Timur Tengah)," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler