Di Tarakan, Baru 1.500 Guru Ikuti Uji Kompetensi

Minggu, 26 Februari 2012 – 08:24 WIB

TARAKAN – Uji kompetensi guru serentak dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota, Sabtu (24/2). Tak terkecuali di Kota Tarakan, dan daerah lainnya di utara Kaltim. Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Aswadi mengatakan, uji kompetensi guru tahun ini terdaftar sebanyak 245 orang mulai tingkat TK (Taman Kanak-kanak) hingga SMA (Sekolah Menengah Atas). Jumlah tersebut berdasarkan surat keputusan Badan Pengembangan Sumber Daya Pendidikan dan Penjamin Mutu Pendidikan (BPSDMP-PMP).

Ke-245 guru yang terdaftar mengikuti uji kompetensi itu meliputi 80 orang dari tenaga pengajar di tingkat TK, dan 165 guru dari SMA/SMK, baik swasta maupun negeri se-Tarakan. Namun, kata Aswadi, dari jumlah peserta uji kompetensi yang berlangsung di SD 024 Kampung Bugis itu, hanya dihadiri sebanyak 243 orang.

“Artinya minus dua guru. Dari dua orang atau peserta itu, seorang di antaranya dipastikan gugur karena tanpa ada keterangan. Seorangnya lagi masih ada kesempatan untuk mengikuti uji kompetensi susulan karena berada di luar kota karena orang tuanya sakit,” kata pejabat Dinas Pendidikan Kota Tarakan itu.

Hanya saja, seorang guru yang mendapat kesempatan uji kompetensi susulan tersebut dapat mengikutinya di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kaltim di Samarinda dengan biaya transportasi dari kantong pribadi.
“Karena memang aturan sudah begitu, dan itu sudah risikonya,” tandas Aswadi.

Sementara pengumuman hasil uji kompetensi guru ini diperkirakan dapat diketahui pada Maret mendatang. Setelah itu, setiap peserta yang dinyatakan lulus dalam uji kompetensi tersebut akan dapat mengikuti tahap berikutnya sebulan berikutnya.  Yakni berupa Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG) yang dilaksanakan di Universitas Borneo (UB) Tarakan yang juga diikuti seluruh peserta dari lima kabupaten di Utara Kaltim.

“Untuk kepastian jadwalnya belum ada ditetapkan,” kata dia. “Guru yang tidak lulus diberikan pendampingan dan pelatihan untuk perbaikan kompetensi guru,” sambungnya.

Sekadar diketahui, uji kompetensi guru kemarin dimulai pukul 09.00 hingga 11.00 Wita yang disaksikan langsung 4 orang perwakilan LPMP Kaltim, dan 13 orang pengawas sekolah yang diutus Disdik Tarakan. Dalam ujian tertulis ini, setiap peserta wajib menyelesaikan sebanyak 100 soal yang disesuaikan dengan tingkatkan sekolah tempat mereka mengajar.

Ia menambahkan, uji kompetensi tahun ini adalah pelaksanaan yang pertama dengan maksud untuk mengukur tingkat kompetensi  para guru.   
 
Aswadi menerangkan, pada pelaksanaan uji kompetensi  periode perdana ini menggunakan sistem pemeringkatan yang dilakukan BPSDMP-PMP. ”Peserta di urutan 251 ribu ke bawah, tidak lolos ujian,” katanya. Ini merujuk pada kuota sertifikasi  guru  tingkat nasional  sebesar 250 ribu orang.

Ia mengungkapkan dari sekitar 3.000 jumlah guru yang ada di Tarakan baik swasta maupun negeri hingga sekarang masih menyisahkan 50 persen di antaranya wajib untuk mengikuti uji kompetensi guru. “Jumlah yang ikut sekarang itu yang sudah layak. Artinya yang belum layak masih banyak,” pungkasnya.

DI Nunukan Diikuti 108 Guru

Sementara itu, di Nunukan dilaporkan, dari usulan Dinas Pendidikan setempat sebanyak 128 guru untuk mengikuti uji kompetensi awal, namun yang lolos berkas hanya 116 guru saja. Dalam pelaksanaan uji yang digelar serentak kemarin (25/2),  terdapat 8 guru yang tidak dapat hadir, dan dipastikan akan mengikuti ujian susulan di PNPM Samarinda 29 Februari mendatang.

“Jadi yang mengikuti ujian hanya 108 guru saja. Yang 8 guru nantinya ikut ujian sususlan dengan biaya sendiri,” kata Sekretaris Disdik Nunukan, Drs Hasmuni kepada Radar Tarakan (JPNN Group) saat memantau pelaksanaan uji kompetensi awal yang dipusatkan di gedung SMA 1 Nunukan.

Dikatakan Hasmuni, untuk meningkatkan dan memastikan kesiapan guru dalam mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) dan berfungsi sebagai alat seleksi dan pemetaan kompetensi guru calon peserta PLPG 2012. “Maka dilakukan uji kompetensi awal ini,“ terangnya.

Untuk Nunukan, 8 orang guru yang tidak hadir mengikuti. 2 di antaranya guru dari Kecamatan Krayan Induk dan Krayan Selatan. “Dari laporan yang kami terima, guru yang tidak ikut ujian dalam kondisi sakit, kecuali yang 2 asal Krayan, terkendala transportasi, meskipun seminggu sebelum pelaksanaan ujian sudah kami kabari,” imbuh Nanang Bayu, kepala Seksi Pendidikan Menengah Disdik Nunukan menambahkan. Setelah pelaksanaan dinyatakan selesai, semua soal akan dimusnahkan dengan dibakar. (sur/sam/ris)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dana Rumdis Guru Terpencil Diduga Dikorupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler