Di Tengah Dialog Damai, 1.900 Orang Tewas

Minggu, 02 Februari 2014 – 07:46 WIB
Mayat korban perang di Syria. FOTO: getty images

SYRIAN Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan bahwa sekitar 1.900 orang tewas seiring berlangsungnya dialog damai yang dihadiri menteri luar negeri dari berbagai negara sejak pekan lalu. Sedikitnya 430 warga sipil termasuk di antara korban tewas. "Mereka tewas karena ledakan bom atau terjangan rudal serta timah panas aparat dan oposisi," ucap Rami Abdurrahman, direktur regional SOHR.
  
Keprihatinan atas kondisi warga sipil Syria membuat negara-negara tetangga tersentuh. Jordania dan Lebanon, misalnya. Lantaran arus pengungsi yang semakin deras, dua negara itu sampai mendirikan tempat tinggal tidak resmi bagi pengungsi Syria di wilayahnya. Permukiman yang lantas lebih dikenal sebagai kamp pengungsi tersebut berpenduduk padat. Semua dihuni pengungsi asal Syria.
  
Salah satu kamp pengungsi Syria di Jordania adalah Kamp Zaatari. Lantaran kelonggaran yang diberikan pemerintah Jordania, jumlah pengungsi terus bertambah. "Saat ini jumlah pengungsi Syria membentuk sekitar 10 persen populasi Jordania," jelas salah seorang jubir pemerintah. PBB melalui UNHCR pun kini ikut mengurusi pengungsi Syria dan berusaha mencukupi kebutuhan mereka.
  
Sejak berdiri pada Juni 2012, Kamp Zaatari beberapa kali dirombak. Saat ini jumlah pengungsi Syria di kamp terbesar kelima Jordania itu mencapai 127 ribu orang. "Itu tidak seperti kamp. Ada wilayah komersial yang isinya pertokoan," kata Killian Kleinschmid, koordinator lapangan UNHCR untuk kamp tersebut. Para pengungsi Syria menjuluki Kleinschmid sebagai wali kota Zaatari.
  
Selain Jordania dan Lebanon, pemerintah Turki sudah secara terbuka menerima kehadiran pengungsi Syria. Tahun ini jumlah negara yang bersedia menampung pengungsi Syria bertambah. Menteri Luar Negeri Inggris William Hague menyatakan, negerinya siap menerima kedatangan para pengungsi Syria. Tetapi, mereka akan memprioritaskan para pengungsi yang cacat atau mengalami trauma.
  
"Kami akan menerima kehadiran mereka di Inggris. Kami juga akan membantu mereka bangkit dari keterpurukan," ungkap Hague di sela lawatannya ke Filipina kemarin. Menurut dia, krisis Syria merupakan konflik paling buruk sepanjang masa. Dia juga menyebut perseteruan aparat dan pemerintah itu sebagai bencana kemanusiaan terbesar pada abad 21. (AP/CNN/hep/tia)

BACA JUGA: Nekat Hengkang dari Tanah Kelahiran daripada Mati Konyol

BACA ARTIKEL LAINNYA... Imlek dengan Nonton TV


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler