jpnn.com, SAROLANGUN - Kericuhan mewarnai aksi unjuk rasa di depan kantor Pengadilan Negeri (PN) Sarolangun, Jambi, kemarin (20/4).
Massa menuntut penangguhan penahanan mantan Kades Desa Karang Mendapo, Kecamatan Pauh, Sarolangun, Muhammad Rusdi.
BACA JUGA: Emak-Emak Gelar Demo, Kelar Hidup Lo!
Saat berada di tengah massa aksi, Kapolres Sarolangun AKBP Budiman BP, nyaris ditikam salah satu pendemo.
Ratusan massa datang dari Desa Karang Mendapo (Karmen), dengan menggunakan beberapa unit mobil pick up.
BACA JUGA: Aparat Harus Memfasilitasi Demo, Bukan Melarang
Sepanjang jalan, mereka terus menyuarakan tuntutannya, hingga tiba di depan PN Sarolangun sekira pukul 10.00.
Pendemo dikawal ketat aparat kepolisian. Awalnya aksi berjalan dengan lancar. Massa terus menuntut agar penahanan Muhammad Rusdi ditangguhkan.
BACA JUGA: Cak Imin Minta Pemerintah Terus Buka Ruang Dialog
Situasi pun lama-lama memanas. Polisi yang berkomunikasi dengan korlap aksi, meminta 10 perwakilan warga desa melakukan mediasi dengan pihak PN.
Namun massa justru memberikan perlawanan dan memaksa semua pendemo masuk. Hingga akhirnya massa memaksa menerobos pagar depan PN Sarolangun.
Pantauan di lapangan, sejumlah pendemo dan anggota polisi yang berjaga, saling dorong. Salah satu polisi, Brigadir Reno, mendapat luka sobek di bagian bibir akibat terkena lemparan bambu tiang bendera pendemo.
Dalam situasi tak kondusif itu, salah satu pendemo, yang diketahui bernama Fahmi, nekat mengeluarkan senjata tajam (sajam), yang diarahkan ke Kapolres Sarolangun AKBP Budiman BP. Beruntung, Kasat Reskrim Polres Sarolangun AKP Suhartono, sempat melihat gerak pelaku.
Sajam pun tak sampai ke perut Budiman. Pelaku pun langsung diamankan.
“Awalnya pelaku sempat saya tegur. Setelah itu, pelaku menghilang sebentar. Mungkin ambil pisau. Saya sempat curiga. Akhirnya, pelaku tiba-tiba datang dan mengeluarkan pisau. Posisi pelaku sudah berdempetan dengan saya,” kata Budiman.
Terpisah, Kabag Ops Polres Sarolangun Kompol Agus Saleh, mengatakan tujuh orang pendemo, baik korlap maupun provokator demo, dibawa ke Mapolres Sarolangun untuk diperiksa dan dimintai keterangan.
“Korlapnya ada tiga orang. Baru dua orang yang berhasil diamankan. Satu lagi sudah kabur. Namun, kita tetap akan cari. Anggota kita dilarikan ke RSUD Sarolangun,” kata dia.
Sementara itu, salah satu warga Karmen dikonfirmasi mengaku jika aksi tersebut hanya diikuti segelintir warga Karmen. Bukan semua warga. Malah menurut dia, dominan warga Karmen tidak setuju aksi demo dilakukan.
Dia justru menyarankan polisi menangkap semua provokator yang terlibat demo. Kata warga yang tak ingin disebut namanya itu, dia tak ingin nama Desa Karmen menjadi tidak bagus hanya karena beberapa orang pendukung mantan Kades.
“Untuk apa juga kita bela orang yang salah. Biarkan saja diproses secara hukum yang berlaku,” kata dia.
Untuk diketahui, aksi ini merupakan yang kedua. Sebelumnya, Senin (17/4) lalu warga Karmen juga menggelar aksi di depan kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Sarolangun, dengan tuntutan yang sama.
Selain menggelar demo di kantor PN Sarolangun, warga Desa Karang Mendapo, Kecamatan Pauh kemarin juga kembali memblokir ruas jalan Sarolangun-Jambi.
Pantauan di lokasi, jalan diblokir dengan menggunakan galon penampung air yang cukup besar. Ini membuat ratusan mobil maupun sepeda motor yang melintas terjebak macet hingga sepanjang 200 meter. Namun, aksi blokir jalan tersebut tak berlangsung lama, hanya sekitar 10 menit.
Ratusan personel kepolisian, datang ke lokasi guna menjaga keamanan. Polisi akhirnya berhasil membujuk warga, arus lalu lintas kembali normal.(skm/usa/rib)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hari Ini Demo di Trunojoyo, Massanya Lumayan Banyak?
Redaktur & Reporter : Soetomo