jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, di tengah pandemi virus corona yang memengaruhi aktivitas masyarakat, sektor pertanian tetap menjanjikan peluang usaha yang menggiurkan.
Para pelaku usaha pertanian, khususnya generasi muda juga ditantang untuk menyediakan pangan yang berkualitas di saat pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
BACA JUGA: Kepala BPPSDMP: Kostratani Program Pemerintah untuk Sejahterakan Rakyat
Mentan SYL pun meyakini kemampuan para generasi milenial di bidang pertanian ini terus berkembang.
“Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian, mereka punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman,” ujar Mentan SYL, Rabu (22/4).
BACA JUGA: Muslimin, Masih Muda, Peternak Ayam Kampung, Punya Omzet Rp 165 Juta per Bulan
Menurut dia, generasi milenial bidang pertanian saat ini tak hanya sekadar bertani, tetapi juga cerdas berwirausaha tani dengan memanfaatkan teknologi digital.
Terbukti dengan bertambahnya jumlah startup milenial pertanian dengan berbagai inovasi pemasaran atau distribusi hingga tembus pasar dunia.
BACA JUGA: Vivi, Milenial Pengolah Limbah jadi Pakan Ayam, Omzetnya Rp 26 Juta per Bulan
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementan Momon mengatakan, petani milenial punya peran penting dalam ketersediaan pangan.
Hal ini dia sampaikan saat membuka acara seminar Meraup Untung Bisnis Pangan di Tengah Masa Pandemi COVID-19 secara virtual.
“Ini momen yang sangat baik untuk menumbuhkan petani milenial yang berbasis IT. Kementan punya target meningkatkan 2,5 juta petani milenial, salah satunya dengan menumbuhkan startup pertanian dengan pendekatan IT,” beber Momon.
Hal ini akan makin mudah karena Kementan sudah bekerja sama dengan market place seperti Gojek, Grab, Lazada, Tokopedia, dan toko online lain yang langsung dibuat petani milenial.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi menambahkan, saat ini Kementan sedang berjibaku untuk memenuhi ketersediaan pangan sebelas komofitas, dan ini menjadi peluang bisnis petani milenial.
“Pencegah utama COVID-19 adalah pangan. Dalam hal ketersediaan pangan ini ada peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh petani milenial. Dari mulai on farm hingga distribusi melalui online sistem bernilai ratusan juta rupiah,” kata Dedi.
Dalam seminar itu, Sandi Octa Susila selaku Duta Petani Milenial turut menyampaikan dalam menghadapi pandemi COVID-19 ini menjadi tantangan sendiri bagi startup pertanian.
Salah satunya bagi dirinya yang menjadi Direktur Mitra Tani Parahyangan dan baru-baru ini bekerja sama dengan Kedai Sayur Indonesia.
Mereka gencar menyiapkan ketersediaan pangan, meberdayakan petani binaan di wilayah Cianjur, hingga distribusi melalui aplikasi online sistem yang siap mengantarkan kebutuhan pangan ke rumah masyarakat.
“Saat ini kami sudah membangun aplikasi distribusi online yang akan melibatkan para petani di wilayah Cianjur. Aplikasi bernama Kedai Tani Indonesia kini mulai berjalan dan memberdayakan para petani,” kata Sandi.
Dia berharap petani seluruh Indonesia bisa menerapkan pola yang sama dan mencontoh apa yang telah mereka lakukan.
“Saya ikut andil dalam pertanian karena ini menjadi paradigma perubahan petani Indonesia, yang harus diingat petani adalah pejuang di tengah pandemi Covid-19,” tandas Sandi. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan