jpnn.com - Aktivitas peretasan di Amerika Serikat dan beberapa negara, naik lebih dari dua kali lipat. Mereka mengambil keuntungan dari kebijakan work form home (WFH) di tengah pandemi Covid-19.
Tim keamanan perusahaan memiliki waktu yang lebih sulit untuk melindungi data ketika tersebar di komputer rumah dengan berbagai pengaturan.
BACA JUGA: Pemerintah Jangan Lupakan Keamanan Siber Selama Pandemi Corona
Para karyawan yang bekerja dari jarak jauh menggunakan jaringan pribadi virtual (VPN), yang terkenal aman untuk lalu lintas digital, justu dinilai malah menambah masalah ke sistem.
Perusahaan perangkat lunak dan keamanan VMware Carbon Black, mengatakan pada pekan ini serangan ransomware melonjak 148 persen pada Maret 2020. Semua gara-gara instruksi karantina di rumah di tengah pandemi.
BACA JUGA: Waspada! Kejahatan Siber Manfaatkan Ketakutan terhadap Virus Corona
"Ada peristiwa bersejarah digital yang terjadi di balik pandemi covid-19, di seluruh dunia. Saat orang-orang melawan wabah covid-19, sistem internet terjadi pandemi kejahatan siber," kata ahli strategi cybersecurity VMware, Tom Kellermann seperti dikutip laman Reuters, Senin (20/4).
Sementara itu, seorang pejabat senior dunia mayadi di FBI, Tonya Ugoretz, mengatakan bahwa laporan yang masuk tentang peretasan telah berlipat tiga atau empat kali lipat selama wabah virus corona.
BACA JUGA: Predator S*ks Asal Indonesia, Reynhard, Dipindah ke Penjara Berisi Monster
Rob Lefferts, seorang eksekutif keamanan siber di Microsoft, melihat pelanggaran digital di tempat yang sama dengan penyebaran virus corona.
“Volume serangan yang berhasil berkorelasi dengan volume dampak virus,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah perusahaan mengalami lonjakan permintaan untuk membantu mengamankan akses data perusahaan oleh para karyawan yang bekerja di kantor. (mg9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian