jpnn.com, KIEV - Kapolri Jenderal Tito Karnavian baru-baru ini berkunjung ke Ukraina. Di sela-sela kunjungan tersebut, dia sempat berdiskusi dengan ulama besar negara pecahan Uni Soviet itu, Syeikh Ahmad.
Diskusi tersebut bermula dengan pertemuan tak terduga di Masjid Ar Rahmah, satu-satunya rumah ibadah umat Islam di ibu kota Ukraina, Kiev. Saat itu, Tito hendak salat zuhur bersama Dubes RI untuk Ukraina Yuddy Chrisnandi.
BACA JUGA: ICMI: Tak Ada Niat Buruk dari Kapolri
Ternyata, Syeikh Akhmed Tamim yang merupakan mufti Ukraina bertindak sebagai imam salat di masjid tersebut. Usai menunaikan ibadah, Tito, Dubes Yuddy dan Syeikh Akhmed menyempatkan bertukar cerita mengenai kehidupan Muslim di negara masing-masing.
“Umat Islam di Ukraina yang jumlahnya sekitar dua persen. Namun Muslim Ukraina mendapatkan pengakuan dan peran yang sama dengan agama lainnya. Toleransi beragama di Ukraina sangat baik. Pemerintah menaruh perhatian yang baik kepada umat Islam di sini," ungkap Syeikh Akhmed kepada Tito, seperti tertulis dalam keterangan pers Kedutaan Besar RI di Kiev, Selasa (6/2).
BACA JUGA: Alumni 212 Minta Tito Diganti, Begini Sikap Mabes Polri
"Islam selalu disebut agama radikal, dikaitkatkan dengan terorisme, tapi di Ukraina Islam tumbuh dan bisa berdampingan dengan umat lainnya secara baik dan damai,” lanjut presiden Universitas Islam Ukraina itu.
Menanggapi sang mufti, Kapolri Tito mengatakan, sebagai negara mayoritas Muslim, Indonesia berkomitmen menyebarluaskan pesan perdamaian Islam. Karena itu, menjalin hubungan dengan berbagai negara dan komunitas Islam lainnya sangat penting bagi pemerintah RI.
BACA JUGA: Polisi Belum Cari Pengunggah Video Pidato Kapolri
Tito pun mengharapkan Syeikh Akhmed bisa berkunjung ke Indonesia. Dengan begitu, dia bisa melihat langsung kehidupan umat Islam Indonesia yang toleran terhadap agama lainnya.
Untuk diketahui, Tito mengunjungi Ukraina dengan agenda membangun kerja sama dengan kepolisian setempat. Dia bertemu dengan Kepala Kepolisian Ukraina Serhiy Knayazev dan membahas penanganan kejahatan cyber, kejahatan luar biasa, pertukaran informasi dan capacity building kepolisian.
Sebelum ke Urkaina, Tito lebih dulu mengunjungi Georgia. Di negara pecahan Uni Soviet itu dia memenuhi undangan Kementerian Dalam Negeri setempat.
Sementara itu, Dubes RI Yuddy Chrisnandi mengapresiasi kunjungan Kapolri Tito ke Georgia dan Ukraina. Dia memandang kunjungan tersebut sebagai momentum berharga untuk mempererat hubungan diplomatik kedua negara.
"Kunjungan Kapolri Tito, sangat efektif, bermanfaat dan akan berlanjut. Memiliki nilai diplomasi yang tinggi," ungkap Yuddy. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hamdan Zoelva Pastikan Pidato Kapolri tak Menyimpang
Redaktur & Reporter : Adil