Di Unhas, Hasto Sebut Kepemimpinan Intelektual Harus Dibangun Lewat kampus

Kamis, 28 Juli 2022 – 15:28 WIB
Hasto Kristiyanto memberikan kuliah umum mengenai geopolitik Soekarno di Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar, Kamis (28/7). Foto: DPP PDIP

jpnn.com, MAKASSAR - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto menilai kepemimpinan intelektual harus dibangun lewat kampus-kampus.

Hal itu disampaikan Hasto dalam kuliah umumnya mengenai geopolitik Soekarno di Universitas Hasanuddin (Unhas), di Makassar, Kamis (28/7).

BACA JUGA: Hasto Mempertanyakan Prestasi Anies, Ahmad Ali: Komunikasi NasDem dan PDIP tidak Terganggu

“Kita harus memperkuat ketahanan nasional kita dan ini akan memerlukan kepemimpinan intelektual dari kampus untuk melihat hal ini,” kata Hasto.

Politikus asal Yogyakarta itu menganggap Sulawesi Selatan (Sulsel) harus dibangun dengan berdasar pemahaman geopolitik, khususnya menyangkut strategisnya Selat Makassar.

BACA JUGA: Soal Capres-Cawapres PDIP, Hasto: Bu Mega Pasti Pertimbangkan yang Terbaik

Hasto menerangkan posisi Selat Makassar sangatlah strategis dan penting. Dengan akan dibangunnya ibu kota negara Indonesia di Kalimantan Timur, maka Selat Makassar berada dalam koridor segaris.

Selat ini menjadi pintu yang menghubungkan ke utara sampai ke Samudera Pasifik.

BACA JUGA: Ahmad Ali: Mungkin Mas Hasto Sedang Melirik Anies Untuk Pilpres 2024

“Seandainya terjadi perang di Laut Tiongkok Selatan, maka Selat Makassar berperan sangat penting, maka Universitas Hasanuddin harus membangun kesadaran terhadap masa depan, apa titik titik strategis  yang harus dikembangkan dalam konteks konektografi, yang harus kita bangun dalam konteks geopolitik Soekarno,” kata Hasto.

Hasto mengingatkan bahwa orang-orang Sulawesi adalah bangsa pelaut. Penelitian menemukan, selain Kapten James Cook, sekitar 1700-an, sekelompok pelaut dan saudagar dari suku-suku maritim nusantara  yang berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan, menggunakan kapal Pinisi, mendarat di Arnhem Land, pantai utara Australia.

“Jejak sejarah pelaut Makassar ini terlihat dalam karya seni suku Yolngu hingga saat ini. Suku Bugis dan Suku Makasar dikenal sebagai pelaut asli nusantara yang sangat tangguh,” kata Hasto.

Hasto lalu menyinggung peran perguruan tinggi di Sulsel dan mahasiswanya agar bisa merespons keadaan itu.

Yang pertama adalah akademisi harus memperkuat penguasaan ilmu pengetahuan  dan teknologi lewat perbanyakan riset dan inovasi. Kampus juga harus bisa melakukan kaderisasi kepemimpinan mahasiswa.

“Universitas mempersiapkan seluruh aspek kepemimpinan nasional dengan membangun  kesadaran cara pandang geopolitik dalam mendayagunakan seluruh potensi instrument of national power bagi ketahanan nasional, kemajuan pembangunan, dan pertahanan negara Indonesia,” kata Hasto.

Menurut Hasto, sesuai hasil penelitiannya dalam disertasi mengenai pemikiran geopolitik Soekarno di Universitas Pertahanan, pendidikan menjadi faktor terpenting kedua setelah kepentingan nasional.

“Perguruan tinggi harus menjadi salah satu motor penggerak kemajuan. Perguruan tinggi menjadi pelopor tindakan yang bersifat progresif revolusioner dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sains dan teknologi melalui riset dan inovasi yang berpihak pada kemajuan bangsa,” beber Hasto.

Hasto mengajak mahasiswa agar memperkuat diri dan berimajinasi tentang masa depan pribadi dan Indonesia.

“Tiada hari tanpa belajar, tiada hari tanpa membaca buku, tiada hari tanpa diskusi, tiada hari tanpa melakukan riset dan inovasi,” tegas Hasto.

Sementara itu, Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa mengatakan bicara geopolitik sangat relevan mengingat dunia menghadapi sesuatu yang mencemaskan terkait perang Rusia-Ukraina.

“Geopolitik harus jadi pemahaman bersama, sehingga ilmu-ilmu lain juga setidaknya harus belajar geopolitik. Sehingga bisa ikut menentukan arah bangsa kita,” tambahnya.

Di acara itu, ratusan mahasiswa dan civitas academica Unhas hadir.

Selain itu, hadir juga civitas akademika dari Universitas Negeri Makassar, Politeknik Negeri Makassar, dan Universitas Pertahanan RI.

Turut hadir sejumlah kepala daerah dan anggota DPR/DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP). Tampak hadir juga Ketua DPD PDIP Sulsel Ridwan Andi Wittiri dan Sekretarisnya Rudi Pieter Goni dan Ketua DPP PDIP Rokhmin Dahuri. (tan/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Soal Pernyataan Hasto Singgung Anies, Djarot PDIP: Itu Cuma Kritik Demi Kemajuan Jakarta


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler