jpnn.com - jpnn.com - Situasi memanas pascapemungutan suara pilkada Morotai, Malut. Ratusan pendukung dua pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati M. Ali-Sangaji-Yulce Makasarat dan pendukung paslon Ramli Yaman-Adjan Djaguna (Radja) menggelar aksi demonstrasi.
Sebelum ratusan massa aksi yang diketahui pendukung paslon Ali-Yuk menuju Kantor Panitia Pengawas Pemilihan (Panwaslih) Pulau Morotai sekira pukul 14.00 WIT, sudah diadang aparat kepolisian dengan melepaskan gas air mata ke udara.
BACA JUGA: Loh, Kok Kartu Nama Paslon Ada di Bilik Suara
Massa aksi yang sebagian besar ibu rumah tangga itu kemudian berteriak histeris.
Bahkan salah seorang perempuan yang usianya sekitar 50 tahun menangis histeris dan menggulingkan badannya di badan jalan.
BACA JUGA: Jauuh! Jago PDIP Masih Unggul di Rekapitulasi Suara KPU
Karena merasa tidak puas dengan sikap polisi yang seakan membabi buta melepas tembakan gas air mata.
Bahkan aksi tembakan gas air mata kemarin, membuat salah satu perempuan sesak napas dan jatuh pingsan. Perempuan itu kemudian diamankan di salah satu rumah warga.
BACA JUGA: Cerita Alex Saat Beri Dukungan pada Anies-Sandi
"Kami ini perempuan, tidak mungkin berkelahi dengan polisi. Jadi, kenapa harus ada tembakan dan buat kami kaget," sesal seorang massa aksi sambil menangis dan menggulingkan badannya di jalan.
Beruntung wanita paruh baya tersebut langsung diamankan oleh salah satu anggota Polisi.
Tidak hanya berhenti sampai di situ, akibat dari tembakan tersebut aksi lempar batu pun terjadi namun tidak berlangsung lama, karena polisi terus melancarkan tembakan gas air mata.
Massa aksi berhasil dipukul mundur hingga di depan tuggu bintang yang jaraknya 200 meter dari Posko pemenangan Ali-Yuk.
Kabag Ops Polres Morotai AKP Didik BC dikonfirmasi mengaku, aksi penembakan itu sudah sesuai protap, karena saat polisi melakukan pengamanan ada lemparan batu dari pihak massa aksi.
Jadi untuk membubarkan massa aksi, polisi membuang tembakan gas air mata. “Tembakan itu sudah sesuai protap," ungkapnya di sela-sela pengawalan aksi kemarin.
Sementara Ketua Tim Relawan Ali-Yuk Ramdani Sibua saat berorasi di depan tugu bintang menyatakan, tim Ali-Yuk dan simpatisan siap menerima kekalahan dalam proses pilkada Morotai.
Tapi yang sangat disayangkan adalah berbagai pelanggaran dan money politics yang terjadi saat menjelang pemilihan tidak diproses.
"Tujuan kami ke Panwaslih untuk menanyakan kasus money politics yang (diduga) melibatkan Camat Morotai Utara (Morut) Sunardi Buolo. Tapi kenapa harus ada tembakan dari pihak kepolisian. Jadi, kami menilai pihak kepolisian tidak netral lagi dalam mengawal pilkada Morotai," tegasnya.
Massa aksi yang menuntut agar polisi membuka jalan agar massa aksi bisa melanjutkan aksinya di depan kantor Panwaslih tidak diijinkan.
Akhirnya pihak polisi pun mempersilakan sejumlah perwakilan massa aksi yang tak lain adalah pendukung paslon Ali Yuk untuk bertemu dengan Panwaslih. Mereka adalah Mahmud Sangaji, Rasmin Fabanyo, Firman Laduane dan Marhaban Safi. (din/jfr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putri Marrisa Haque Idolakan Anies Baswedan
Redaktur & Reporter : Soetomo