Diancam Pecat, Mahasiswa Ngadu ke Dewan

Jumat, 07 Desember 2012 – 08:48 WIB
KEJAKSAN - Sikap represif yang dilakukan rektorat IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang mengancam memecat mahasiswa yang vokal dan menentang kebijakan rektor, menuai reaksi keras dari mahasiswa.

Belasan mahasiswa mendatangi gedung DPRD untuk mengadukan ancaman pemecatan yang akan mereka terima akibat sikap vokal menentang kebijakan rektor, kemarin. Kedatangan mereka diterima langsung Ketua Komisi C P Yuliarso BAE di ruangan Banmus.

Jamil Mulyana di depan Komisi C mengaku, mahasiswa yang melakukan demo menentang kebijakan rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon tentang mahalnya biaya pendidikan, justru diancam dikeluarkan dari kampus oleh pihak rektorat.

Tidak hanya itu, mahasiswa yang mendapatkan beasiswa tapi ikut demo dianggap tidak berterima kasih kepada lembaga yang sudah menyediakan beasiswa. “Kami diancam dikeluarkan oleh lembaga, malah kami dianggap tidak berterima kasih karena sudah diberikan beasiswa,”  keluh Jamil.

Tidak hanya itu, Jamil juga menegaskan, biaya pendidikan di IAIN dari tahun ke tahun terus melambung. Bahkan tahun 2013 mendatang, indikasi  kenaikan biaya sudah terlihat. Pihak rektorat sudah mulai menghitung kenaikan biaya masuk ke IAIN.

Pihaknya membeberkan, biaya masuk IAIN Syekh Nurjati jika dibandingkan PTAIN (Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri) lainnya justru lebih mahal. IAIN Syekh Nurjati Cirebon biaya masuknya mencapai Rp6,75 juta. Bertolak belakang dengan UIN Bandung yang hanya Rp3,5 juta, UIN Yogyakarta Rp2,45 juta, STAIN Purwokerto Rp2,1 juta, IAIN Sunan Ampel Rp2 juta, IAIN Lampung Rp1,5 juta dan IAIN Walisongo Semarang Rp1,7 juta.

“Hal ini sudah membuktikan anggaran pendidikan IAIN Syekh Nurjati Cirebon sangatlah mahal. Sehingga banyak mahasiswa yang keluar kuliah lantaran tidak bisa membayar biaya kuliah. Dan itu tidak sesuai dengan prinsip pendidikan nasional,” tegas mahasiswa jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI) Fakultas Adadin semester I ini.

Ibnu, mahasiswa Fakultas Syariah ini menambahkan, anggaran pendidikan di IAIN tidak ada transparansi yang jelas. Seperti dana Ikoma yang semakin memberatkan orang tua mahasiswa, dana praktikum yang tidak ada realisasinya dan dana SPP yang tidak ada transparansinya. Padahal, dalam UU KIP dijelaskan badan publik wajib memberikan transparansi yang tidak menyesatkan.

Oleh karenanya, kata Ibnu, pihaknya dari Aliansi Mahasiswa IAIN Cirebon menuntut dihapuskannya dana Ikoma yang tidak sesuai dengan prinsip pendidikan nasional, realisasikan dana praktikum dan turunkan biaya SPP. “Orasi Pak Cecep saat kami demo juga tidak nyambung, harusnya Prof Wahidin selaku wakil rektor II yang membawahi keuangan,” tandasnya.

Menanggapi keluhan mahasiswa, Ketua Komisi C, P Yuliarso BAE mengaku prihatin dengan kondisi IAIN yang selalu tidak pernah selesai dirundung masalah. Tidak hanya itu, Yuliarso juga menyatakan prihatin atas mahalnya biaya masuk mahasiswa baru IAIN Syekh Nurjati yang nilainya mencapai Rp6,75 juta.

Untuk menyelesaikan persoalan ini, kata politisi Partai Demokrat, Komisi C berencana mengundang rektor dan mahasiswa untuk menyelesaikan jalan keluarnya.

Pihaknya juga meminta kepada mahasiswa untuk tidak takut dikeluarkan oleh rektor karena pendidikan adalah hak bagi setiap warga negara. “Jangan takut dikeluarkan, Komisi C siap membantu,” pungkasnya. (abd)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mendikbud Yakin Kurikulum Baru Bisa Diterima

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler