Diancam Waria, Nekat Menikam

Sabtu, 08 September 2012 – 15:45 WIB
SAMARINDA--Setelah dua bulan melakukan penelusuran, akhirnya polisi berhasil meringkus Walinono alias Alwi (27) seorang juru parkir (jukir) di Pasar Pagi, Kecamatan Samarinda Kota. Dia adalah tersangka pembunuh Irfan alias Fani (24), seorang waria warga Jl Sutera Murni, Gang Rawa Indah, Samarinda Seberang dengan 5 tikaman badik Jumat (22/6).

Disebutkan, Alwi membunuh Fani lantaran kepepet, karena  ditantang dan diserang duluan. Usai menikam, Alwi yang ketakutan langsung kabur. Alwi nekat membunuh Fani karena merasa terdesak. Dia mengaku diserang duluan, dengan cara ditendang hingga mengenai wajah. Puncaknya Fani yang emosi langsung membalas perlakuan Fani, dengan menikamkan badik yang memang biasa dibawanya untuk menjaga diri.

Selama dalam pelarian, Alwi selalu berpindah tempat supaya tidak mudah dilacak polisi. Diketahui Alwi sempat melarikan diri ke Melak, Kutai Barat hingga ke Malinau dan belakangan bersembunyi di daerah Kampung Batuah, Kutai Kartanegara (Kukar). Di tempat terakhir inilah keberadaan Fani terendus polisi.

Anggota Unit Reskrim Polsekta Kawasan Pelabuhan Samarinda di-back up Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Samarinda melakukan penggerebekan. Alwi ditangkap tanpa perlawanan berarti ketika sedang tidur pulas di rumah salah seorang kenalannya, Jumat (7/9) sekitar pukul 00.30 Wita.

"Sementara pelaku (Alwi, Red) masih kami minta keterangan, terkait kasus pembunuhan seorang waria (Fani, Red) di sebuah dermaga speed boat di kawasan Pasar Pagi," imbuh Kapolsekta Kawasan Pelabuhan Samarinda Kompol Yos Salata didampingi Kanit Reskrim Iptu Muhadi.

Sebagai barang bukti polisi juga mengamankan sebuah badik yang dipakai Alwi menghabisi Fani. "Badik yang dipakai menikam korban, selama ini rupanya selalu dibawa pelaku. Sarung badik lebih dulu kami sita, ditemukan saat melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) usai kejadian. Saat kami cocokan, ternyata badik dan sarungnya memang klop," beber Muhadi.

Menurut pengakuan Alwi, penikaman terhadap Fani berawal saat kejadian dia sedang mencuci pakaian di dermaga speed boat Sapu Lidi. Selama ini memang Alwi kerap tidur di speed yang sedang tambat di kawasan tersebut.

"Namanya masih gelap, saya memakai senter untuk memilah pakaian yang mau dicuci. Rupanya kebetulan dia (Fani, Red) mau buang hajat dan mengaku terganggu dengan cahaya dari senter. Disangkanya saya sengaja menyenterinya," beber Alwi.

Fani lalu meneriaki Alwi, untuk mematikan senter. "Karena tidak ada urusan dengan dia, saya cuek saja. Dia malah marah dan kami pun cekcok," tutur Alwi.

Saat itulah Fani menantang Alwi berkelahi. "Saya sudah ingatkan dia, supaya pulang saja. Malah saya bilang "Kita kan sama-sama dari Sulawesi dan perantauan, ngapain ribut. Sudah pulang saja kamu," Alwi mengutip ucapannya saat mengingatkan Fani.

Rupanya kata-kata Alwi ini tidak digubris Fani. Selanjutnya keduanya terlibat perkelahian, "Dia menendang saya duluan. Seingat saya ada lima kali dia tendang saya. Yang buat saya emosi, tendangannya kena muka saya," jelas Alwi.

Karena diserang duluan itulah emosi Alwi tidak terkendali. Spontan Alwi mencabut badik di pinggangnya dan menikam Fani berulang kali. Karena melihat Fani berdarah-darah, Alwi pun langsung lari. Sementara Fani juga lari untuk minta pertolongan sampai akhirnya menghembuskan nafas saat dirawat di rumah sakit. (rin)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengusaha Ditemukan Tewas Tanpa Pakaian

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler