jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tantowi Yahya mulai meminta kepada Presiden Jokowi mempertimbangkan kembali 33 nama itu sebelum diajukan ke DPR untuk mengikuti fit and proper test di akhir Agustus ini.
"Ya kita berharap presiden kembali mempertimbangkannya. Karena dengan hanya mengandalkan orang-orang yang pernah berjasa, justru akan merugikan presiden dan bangsa ini nantinya," kata Tantowi di gedung DPR RI, Jakarta, kemarin (14/8).
Menurutnya, posisi Duta Besar RI sangat penting untuk menjaga marwah dan kedaulatan bangsa, khususnya terkait soal perbatasan, kondisi WNI serta terlebih di saat ini negara dalam kondisi melambatnya pertumbuhan ekonomi.
"Seperti yang dikatakan presiden tadi bangsa yang tidak bisa didikte, berdaulat, kemudian kita memerlukan investasi masuk, maka dibutuhkan seorang Dubes yang sangat mengerti," tegasnya.
Oleh karena itu, lanjut Tantowi, jika nantinya jabatan Dubes diberikan begitu saja kepada mereka-mereka yang dianggap berjasa dan tidak memenuhi kualitas yang dibutuhkan maka yang merugikan bangsa sendiri.
Saat disinggung soal siapa saja nama relawan Jokowi yang masuk dalam daftar calon Dubes, Tantowi mengaku tidak hafal. "Semuanya ada 33 nama calon, tapi saya lupa enggak ingat semuanya," tutupnya.
Kritikan pedas dari Tantowi Yahya itupun ditanggapi keras juga oleh legislator lainnya yang berada di Koalisi Indonesia Hebat (KIH). Menurut Bendahara Fraksi Hanura di DPR RI Miryam S Haryani, para politisi yang berada di luar barisan pemerintah jangan selalu bisanya mengkritik di saat semua kebijakan pemerintah baru sekadar wacana.
"Saya ingin menyampaikan kepada semua pihak agar jangan sampai belum apa-apa segala sesuatu di curigai dan dicaci sedemikian rupa. Termasuk dengan penunjukan dubes, yang belum diuji, namun sudah menuai kritik," kata Miryam, seperti dikutip dari INDOPOS (Grup JPNN).
Perlu diketahui, pemerintah sudah mengajukan 33 nama calon Duta Besar RI untuk negara-negara sahabat ke DPR. Namun, dari 33 nama tersebut terdapat nama-nama calon Dubes RI berasal dari kalangan politisi parpol pendukung pemerintah atau bekas relawan Jokowi-JK di Pilpres 2014 lalu.
BACA JUGA: Pramono Jadi Menteri, Perempuan Berkacamata Inilah Penggantinya
Di antaranya, Alexander Litaay (PDIP) untuk Republik Kroasia, Helmy Fauzi (PDIP) untuk Republik Mesir, Husnan Bey Fananie (PPP kubu Romi) untuk Azerbaijan, Diennaryati Tjokrisuprihatono (NasDem) untuk Republik Ekuador, Marsekal Madya TNI (Purn) Budhy Santoso (PKPI) untuk Republik Panama. (dil)
BACA JUGA: Kasus Lain Denny Diusut Usai Payment Gateway Tuntas
BACA JUGA: Inilah Dandanan Perempuan-perempuan Cantik di Sidang Istimewa MPR
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Kesempurnaan Upacara HUT RI, Paku Payung Pun Disebar di Istana
Redaktur : Tim Redaksi