jpnn.com - JAKARTA - Keputusan Kementerian ESDM memperpanjang izin ekspor bagi PT Freeport Indonesia sehingga perusahaan raksasa pertambangan itu mau membangun smelter telah menuai kecaman. Sebab, harusnya kementerian yang dipimpin Sudirman Said itu mengedepankan kepentingan nasional dan menjalankan perintah undang-undang.
Menurut pengamat pertambangan dan energi dari Indonesia Mining and Energy Studies (IMES) Erwin Usman, langkah Kementerian ESDM memberi kelonggaran ke Freeport menunjukkan Sudirman tidak becus. "Ada baiknya Menteri ESDM Sudirman Said ini dicopot, karena sudah terbukti dia tidak bisa mengurusi sektor energi di Indonesia," pinta Erwin di Jakarta, Sabtu (31/1).
BACA JUGA: Mayoritas Ahli Waris Belum Mau Terima Klaim Asuransi
Padahal, lanjut Erwin, sejak awal Sudirman secara terang-terangan mengungkapkan kekecewaannya kepada Freeport yang tak kunjung memberi kepastian soal pembangunan smelter. Tidak hanya itu, Sudirman juga sempat mengancam akan mencabut izin ekspor konsentrat yang dikantongi Freeport.
Namun, niat itu kandas ketika petinggi perusahaan tambang asal Amerika Serikat itu, James R Moffett datang ke Indonesia untuk menemui Sudirman secara langsung. "Seperti banyak diberitakan media, mereka berunding selama hampir delapan jam, yang kemudian lahirlah perpanjangan pembahasan MoU," sambung Erwin.
BACA JUGA: Ogah Nego Standar AOC Maskapai, Jonan Minta Ubah UUD
Karenanya Erwin mengaku kecewa dengan langkah Sudirman. Sebab, seharusnya pemerintah Pertemuan tersebut membuat Erwin kecewa pada Sudirman. Menurut dia, pemerintah harus tegas dan tak boleh lembek dalam menerapkan kebijakan. "Jadi copot saja Pak Sudirman, toh dia terbukti bisa diintervensi seperti itu. Ini jelas kejahatan," bebernya.(chi/jpnn)
BACA JUGA: Soal Tol Sumatera, Anak Buah Prabowo Minta Pemerintah Efisien
BACA ARTIKEL LAINNYA... Buka Rute Terpencil, Garuda Anggap Percepatan Ekonomi Daerah
Redaktur : Tim Redaksi