Diangkat jadi Pangeran Baru, Gemetar, Merinding

Rabu, 19 Agustus 2015 – 06:40 WIB
Sultan Hamengku Bawono (HB) 10. Foto: Guntur A/dok.JPNN

jpnn.com - JOGJA - Keraton Jogja menggelar wisuda mirunggan atau wisuda istimewa kemarin (18/8). Dalam wisuda ini, Sultan Hamengku Bawono (HB) 10 mengangkat tiga pangeran baru dari luar keluarga dalem Keraton Jogja.

Tiga pangeran baru itu adalah Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Pujaningrat, KPH Suryohadiningrat dan KPH Yudhahadiningrat. Surat pengangkatan dibacakan oleh Penghageng Kawedanan Hageng Panitraputra Kertaon Jogja GKR Condrokirono.

BACA JUGA: Wow! Batu Akik Ini Dibanderol Rp 3,5 Miliar

Selain pengangkatan tiga pangeran baru, Keraton kemarin juga mewisuda 123 abdi dalem punokawan dan 117 abdi dalem keprajan.

Ditemui di luar Bangsal Kesatriyan seusai wisuda, KPH Yudhahadiningrat mengaku terkejut mendapat dawuh dari Sultan HB 10 itu. Pria yang akrab disapa Romo Noer ini mengatakan, tidak tahu persis kenapa dirinya ditunjuk sebagai KPH, karena hal itu merupakan perintah langsung dari HB 10.

BACA JUGA: Dua Bocah Tenggelam di Kalimalang Ditemukan jadi Mayat

“Saya gemetar, tidak menyangka. Mimpi membayangkan jadi pangeran saja tidak. Bagi saya itu (jadi pangeran) kok tidak mungkin,” jelas pria bernama asli Noeryanto dan sebelumnya bergelar KRT Yudhahadiningrat ini.

Meskipun begitu, Romo Noer mengaku akan menjalankan dawuh yang diberikan HB 10. Menurut dia, saat ini dawuh yang diterimanya baru pengangkatan menjadi KPH, belum ada perintah selanjutnya, termasuk untuk tugas baru.

BACA JUGA: Duit Rp 6,5 Miliar yang Diangkut Trigana Ditemukan, Begini Kondisinya

Sampai sekarang, dirinya mengaku masih fokus di tugas sebagai Wakil Parentah Hageng dan Wakil Tepas Tandayekti. “Saya merinding karena ini anugerah yang luar biasa dari Ngarso Dalem,” jelas dia.

Untuk wisuda mirunggan sendiri, Romo Noer mengaku tidak tahu persis kapan terakhir kali digelar. Ketua DPD Partai Gerindra DIJ ini mengaku selama dirinya menjadi abdi dalem, selama kurang lebih 11 tahun, belum pernah dilakukan wisuda mirunggan.

Dalam wisuda mirunggan kemarin, dihadiri lima putri HB 10, tiga mantu dalem yaitu KPH Wironegoro, KPH Purbodinigrat dan KPH Notonegoro. Juga dihadiri adik HB 10, GBPH Condrodiningrat.

Sementara itu ketika dihubungi seusai wisuda, GKR Condrokirono sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Panitraputra Kertaon Jogja mengatakan hanya menjalankan dawuh Ngarso Dalem. Menurut dia, untuk pemberian gelar sekelas pangeran hanya bisa diberikan oleh raja. “Penghageng tidak bisa memberi gelar di atas tumenggung,” ungkap Jeng Ita, sapaannya.

Selama bertugas sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Panitraputra Keraton Jogja menggantikan GBPH Joyokusumo, Jeng Ita mengaku baru kali ini melantik pangeran dari luar keluarga dalem Keraton Jogja. Menurutnya, selama ini yang mendapat gelar pangeran hanya mantu dalem. “Kalau saya (melantik pangeran), ya baru kali ini,” tuturnya.

Terpisah, saat ditemui seusai menghadiri rapat paripurna di DPRD DIJ dalam kapasitasnya sebagai gubernur DIJ, HB 10 mengatakan alasan pengangkatan tiga pangeran baru karena Keraton Jogja harus memiliki sembilan pangeran senior. “Yang lain sudah meninggal, berarti dari bawah harus ada yang naik (jadi pangeran),” tuturnya.

Sedangkan ketika ditanyakan alasan pengangkatan pangeran yang bukan dari keluarga dalem Keraton Jogja, HB 10 justru balik bertanya. “Kalau yang senior itu terus piye. Penghageng Keraton kan dia,” tandasnya. (pra/laz)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sebelum Meninggal di Bus, Pria Tua Itu Sempat Bayar Ongkos


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler