"Sudah dilakukan sterilisasi di rumah yang bersangkutan untuk mencegah barang-barang berbahaya seperti ini," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Brigadir Boy Rafli Amar saat dihubungi, Sabtu (15/9).
Menurut Boy, penggeledahan dilakukan setelah Thorik mengaku pada Detasemen Khusus 88 Antiteror bahwa masih ada bahan untuk bom rakitan yang ia simpan di rumahnya. Di rumah itu juga, tepatnya di kamarnya Thorik merakit bom setengah jadi yang ditemukan warga Tambora pada Rabu (5/9) lalu. Bahan material lainnya untuk bom rakitan Thorik sudah diangkut Gegana dan Densus 88 saat penggeledahan pertama kali.
"Akan diteliti kepemilikan barang-barang milik yang bersangkutan ini," sambung Boy.
Thorik adalah seorang calon pengantin yang ditentukan untuk melakukan aksi pemboman di empat tempat yaitu Mako Brimob Polda Metro Jaya, markas Densus 88 Antiteror di Mabes Polri, pos polisi di Salemba, Jakarta Pusat dan lokasi komunitas agama Buddha di Jakarta. Diduga ia merencanakan aksinya ini bersama rekannya Wahyu, Yusuf alias Abu Toto, Arif, dan dua buronan polisi yaitu S dan A. Perencanaan dan perakitan di lakukan di markas mereka di rumah Wahyu di Bojonggede, Bogor.
Rencana mereka gagal setelah Wahyu menjadi korban ledakan di Beji, Depok pada Sabtu (8/9) pekan lalu dan Arif ditangkap pada Senin (11/9) lalu. Sedangkan Thorik dan Yusuf menyerahkan diri pada polisi pekan ini.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PJJ Bagi Tenaga Kesehatan di Daerah Terpencil
Redaktur : Tim Redaksi