MUKOMUKO--Kejadian tragis dan cukup sadis menghebohkan warga Kota Mukomuko, (29/2) malam sekitar pukul 18.45 WIB. Bagaimana tidak, Mahendra (9) bocah kelas dua SD, ditemukan tewas mengenaskan. Tak jauh dari tergeletaknya buah hati Lukman (42) dan Elvi Susanti (40) warga Ujung Padang Mukomuko, adiknya, Ragil (4) terkapar tak sadarkan diri.
Belakangan diketahui kalau kedua saudara kandung ini menjadi korban kebiadaban pamannya sendiri, As (40), yang baru tiga hari tinggal di Ujung Padang. Sebelumnya As berdomisili di Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko.
Mehendra tewas, dengan sejumlah luka benda tumpul di kepala, telingga, leher dan punggung yang diyakini akibat keganasan As yang sepertinya sudah kesetanan. Dari mulut dan hidung bocah ini mengeluarkan darah segar. Sedangkan Ragil yang masih balita (di bawah lima tahun) ini, dari punggung hingga leher mengalami luka memar. Selain itu juga terdapat tiga luka syatan di telapak kaki kirinya hingga mata kaki serta luka sayatan di jari tengah kiri.
Kedua korban sempat dilarikan ke RSUD Mukomuko. Jenazah Mahendra diambil visumnya sebelum dibawa kembali ke rumahnya. Sedangkan Ragil yang kondisinya sangat menghawatirkan, oleh tim dokter RSUD Mukomuko diputuskan dirujuk ke RSUD M. Jamil Sumatera Barat untuk ditangani lebih lanjut. Hingga pukul 20.45 WIB tadi malam, ruang IGD RSUD Mukomuko masih disesaki warga melihat kedua korban, hingga akhirnya jenazah Mahendra dibawa ke rumah duka dengan iringan puluhan kenkendaraan warga yang ikut mengantar. Tak berselang lama, Ragil dibawa menggunakan ambulans ke RS Jamil Padang, Sumatera Barat.
sejauh ini tak diketahui secara pasti bagaimana penganiayaan itu terjadi hingga mengakibatkan korban tewas dan kritis. Begitu pun apa yang melatarbelakangi As tega menganiaya keponakannya sedemikian rupa. Penemuan dua bersaudara tersebut awalnya dari kegelisahan kedua orang tuanya, Elvi alias El seorang penjahit ini dan suaminya, Lukman seorang buruh, mendapati kedua buah hatinya hilang dari rumah.
Awalnya pasangan ini menduga Mahendra dan Ragil bermaian dengan teman-temannya di luar rumah. Numun hingga pukul 15.30 WIB dua bersaudara itu tak juga pulang Lukman dan El yang sudah cemas berusaha mencari. Namun hingga menjelang magrib pukul 18.00 WIB tak berhasil menemukan anaknya. Pasangan ini meminta pada tetangga dan kerabatnya membantu mencari.
Karena mencari ke rumah tetangga dan teman sepermainan keduanya tidak membuahkan hasil akhirnya pencarian dilanjutkan di belakang rumah. Saat itu, sekitar pukul 18.45 WIB suasana hujan deras tengah mengguyur Mukomuko. Sekitar 300 meter dari belakang rumah tepatnya di bawah rerumpunan sawit terdengar suara rintihan yang menyayat anak kecil memanggil ibunya. Warga akhirnya berusaha mencari sumber suara tersebut. Benar saja mereka mendapati Ragil yang tengah tergolek lemas dan menangis.
Di sekujur tubuh bocah ini terdapat luka memar dan sayatan. Sekitar tiga meter dari posisi Ragil ditemukan Mahendra yang sudah tidak lagi bernyawa. Adalah adalah Yon Bangun, karyawan Agromuko, warga setempat yang pertama kali menemukan korban.
Seketika suasana langsung menjadi heboh. Apalagi kedua orang tua korban menangis histeris. Akhirnya warga bersama kedua orang tuanya membawa kedua korban Ke RSUD Mukomuko. Dokter memastikan jika Mahendra sudah tidak bernyawa lagi. Sedangkan Ragil masih bernyawa namun kondisinya menghawatirkan. Dokter pun menjahit luka sayatan di jari tengah tangan dan kaki Ragil. Kemudian mengobati luka lebam yang masih berwarna merah dari punggung leher dan kaki.
Elvi Susanti tidak tahan lagi membendung emosinya, nyaris jatuh pingsan mendapat musibah yang amat berat ini. "Satu anak saya kemungkinan akan pergi dan satunya lagi sudah pergi selamanya. Ya Allah tunjukkan lah siapa yang membuat anak saya seperti ini. Anak saya tidak pernah main belakang rumah sejauh itu. Tapi mengapa mereka main ke sana," katanya terisak tangis.
Sementara itu dr. Anjar yang menangani kedua korban mengatakan Mahendra diduga tewas akibat pukulan benda tumpul di leher dan juga telinganya. Sedangkan Ragil harus segera di rujuk untuk melakukan scaning memastikan apakah terjadi luka dalam atau tidak.
"Luka yang dialami oleh kedua korban itu karena benda tumpul dan benda tajam. Bisa saja sejenis silet dan pisau. Sebab luka sayatannya sangat rapi," kata dr. Anjar.
Tak lama kemudian polisi mendatangi lokasi kejadian melakukan olah TKP. Kapolres Mukomuko AKBP Wisnu Widarto, SIK melalui Kasat Reskrim AKP Laba Meliala dan Kapolsek Kota Mukomuko AKP Hasdi mengatakan, pelaku adalah orang dekat korban.
"Besar kemungkinan, bisa dikatakan 99 persen indikasi pelaku penganiayaan ini paman korban. Dia (pelaku,red) sudah kami amankan, menjalani perawatan medis karena mengalami luka. Kami juga masih melakukan olah TKP," jelas Kasat Reskrim.
Sementara itu paman korban lainnya, Heri mengatakan bahwa luka yang dialami oleh keponakkannya tersebut sangat aneh. Dan tidak mungkin dilakukan oleh binatang. Ataun mereka berdua berkelahi. Sehingga berharap polisi bisa memastikan siapa pelakunya ngungkapkan motif dan jika ini kasus pembunuhan dan penganiayaan berharap bisa menangkap pelaku.(del)
BACA ARTIKEL LAINNYA... FPI Gerebek Pasangan Mesum
Redaktur : Tim Redaksi