Diawali Bakar Kemenyan, Gabungkan Air Sumur Makam Raja, Wali, Laut Utara-Selatan

Minggu, 05 Mei 2019 – 00:05 WIB
Warga Widodomartani berebut isi gunungan pada puncak acara merti sumber di Blue Lagoon, Widodomartani, Ngemplak, Sleman Rabu (1/5). Foto: ETIAKY A KUSUMA/RADAR JOGJA

jpnn.com - Merti Sumber merupakan tradisi warga Dusun Dalem, Widodomartani, Ngemplak, Sleman sejak empat tahun lalu. Sebagai wujud syukur atas limpahan air yang terus mengalir sepanjang tahun.

JAUH HARI WAWAN S, Sleman

BACA JUGA: Muka – muka Baru yang Melenggang ke Dewan

CUACA di langit Sleman Rabu (1/5) sore masih terasa panas. Ketika itu masyarakat dari berbagai daerah mulai memadati jalanan Desa Widodomartani.

Puluhan orang berbaris rapi. Mereka bregada prajurit desa setempat. Di belakang bregada belasan orang mengenakan pakaian adat Jawa membawa kendhi dan sesaji. Lalu disusul barisan pengusung empat gunungan besar berisi hasil bumi.

BACA JUGA: Tugas KPPS Berat, Honor Ngadat

Sengatan sinar matahari seolah tak mereka hiraukan. Berjalan perlahan mereka menuju pemandian Blue Lagoon. Berangkatnya dari makam leluhur. Berjarak sekitar dua kilometer.

Pemandangan itu mengawali tradisi merti sumber. Prosesi inti digelar di Blue Lagoon. Dimulai oleh para tetua adat dengan membakar kemenyan. Doa-doa pun dilantunkan ke Sang Pencipta.

BACA JUGA: Suharno: Saya Yakin Menang Sesuai Quick Count

BACA JUGA: Basri Latief Patut jadi Contoh Bagi para Caleg yang Gagal

Pandangan masyarakat tertuju pada empat gunungan tadi. Yang diletakkan di luar pagar. Mereka menunggu saat-saat untuk berebut isi gunungan.

Begitulah prosesi merti sumber warga Widodomartani, Ngemplak, Sleman. “Tema merti kali ini wahyu kolo sebo,” ungkap Suhandi, pengelola Desa Wisata Blue Lagoon.

Tujuh kendhi air tirta budi menjadi bagian prosesi merti sumber. Tirta budi merupakan gabungan dari 11 sumber mata air dari berbagai tempat. Seperti sumur makam raja dan para wali, serta air laut utara dan selatan.

Prosesi mendapatkan tirta budi pun menarik disimak. Ini bermakna seperti menimba sebuah ilmu. Ilmu yang dimaksud adalah ajaran para wali dan para pemimpin yang adil.

Tak berpa lama Suhandi lantas mengarahkan pandangannya ke empat gunungan itu. Yang sedang jadi rayahan masyarakat. Mereka berebut mendapatkan semua yang ditata rapi mengikuti bangunan kerucut itu. Yakni gunungan nasi wiwit, gunungan kue cara, gunungan sayuran, dan gunungan hasil bumi.

“Cara inilah ungkapan syukur kami kepada Tuhan. Yang menjadikan sumber mata air Blue Lagoon memberikan banyak manfaat bagi warga,” jelas pria paro baya itu.

Mata air Blue Lagoon dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga setempat. Makanya warga Widodomartani tak pernah mengalami paceklik air bersih. Sekalipun saat musim kemarau.

Keberadaan sumber air itu juga menjadi magnet yang bisa mendatangkan wisatawan. Terlebih Blue Lagoon saat ini telah menjadi salah satu destinasi wisata andalan Kabupaten Sleman. Kehadiran turis di Blue Lagoon turut mendongkrak perekonomian warga setempat.

Dalam prosesi merti sumber kali ini Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun berada di tengah-tengah warga. Mengikuti prosesi upacara. Dari awal hingga selesai. Muslimatun sangat apresiatif atas gelaran merti sumber.

BACA JUGA: Kisah Dua Perempuan Terjerat Pinjaman Online, Diteror Lewat Telepon

Upacara adat tersebut dapat menjadi sarana pelestarian warisan nenek moyang. Sekaligus mengembangkan potensi budaya di wilayah Sleman.

“Semoga sumber air Blue Lagoon selalu memeberikan berkah bagi masyarakat di sekitarnya,” tuturnya.

Lebih dari itu, Muslimatun mendorong pengelola Blue Lagoon untuk menambah daya tarik wisata dengan beragam kegiatan seni budaya.(yog)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tugas di TPS Selesai, Ketua KPPS di Sleman Bunuh Diri


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler