jpnn.com - JAKARTA-Harga gas di Indonesia masih sangat tinggi. Saat ini, harga gas berada di kisaran USD 8-10 per MMbtu. Bahkan di Sumatera Utara bisa mencapai USD 12 per MMbtu.
Sementara di negara tetangga seperti Singapura, harga gas industri hanya separuhnya.
BACA JUGA: Makin Agresif, Citilink Genjot Pembelian A320 Neo
Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir mengatakan, dengan campur tangan pemerintah, diharapkan harga gas di Indonesia bisa beranjak turun bisa sama seperti Singapura.
"Itu memang saya concern gas. Kalau gas concern mudah-mudahan gas ini ada perubahan dalam waktu dekat," ujar Sofyan saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Senin (5/9).
BACA JUGA: Dilibas Vietnam, Ekspor Alas Kaki Turun 20 Persen
Dia berharap, harga gas di Indonesia bisa lebih murah, yaitu di kisaran USD 5-6/MMbtu. "Supaya normal saja harga gasnya,” ujarnya.
Mahalnya harga gas industri di Indonesia disinyalir karena banyaknya 'pemain' yang terlibat dalam satu rantai distribusi. Namun, menurut Sofyan, selama ini PLN membeli gas industri untuk kebutuhan pembangkit langsung dari Perusahaan Gas Negara (PGN) (Persero) dan Pertamina (Persero).
BACA JUGA: Ribuan Eks Karyawan Merpati Dapat Modal Usaha Rp 25 Juta
Harga beli gas PLN dari PGN dan Pertamina juga bervariasi yang masih berada di atas USD 5 per MMbtu.
"Nggak, langsung dari PGN sama Pertamina. Banyak, bervariasi tergantung lokasi. Banyak sih rangenya. Masih di atas USD 5 per MMbtu," tutur Sofyan.
Dengan adanya rencana holding BUMN energi, diharapkan harga gas industri dapat ditekan lebih rendah lagi. "Mudah-mudahan dengan adanya holding bisa lebih efisien semua," pungkasnya. (lum/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Angkasa Pura II Beri Imbauan Khusus untuk Penumpang Terminal 3
Redaktur : Tim Redaksi