STADION Nasional Warsawa yang menjadi venue opening ceremony merupakan stadion paling megah di Polandia. Kapasitasnya bisa menampung 58.500 penonton. Sekarang stadion itu menjadi kebanggaan warga Warsawa, tapi dulu, itu sempat jadi pasar dadakan yang dijejali PKL (pedagang kaki lima) dari Turki dan Vietnam.
Lokasinya sangat strategis, hanya berjarak tiga kilometer dari Centrum alias pusat kota. Dekat dengan terminal bus dan stasiun trem Zielenecka. Makanya, sering jadi jujukan para turis dan warga lokal yang menginginkan barang dengan harga murah meriah. Para padagangnya umumnya para imigran.
Warga Warsawa menyebutnya sebagai Vernacular atau juga disebut Janmark Europe. PKL di pasar dadakan itu paling banyak berasal dari Vietnam yang biasanya menjual tekstil berharga miring, juga para imigran Turki yang mendominasi penjualan makanan. Disusul kemudian imigran dari Afrika, Tiongkok, dan India.
”Kalau mau mencari pakaian dengan harga murah, atau rokok selundupan dari Rusia, dan juga telepon genggam bekas yang oke, biasanya warga lokal atau turis datang ke sana,” Kamil Janek, warga lokal yang Jawa Pos temui di stasiun trem Zielenecka saat mengurus akreditasi di Stadion Nasional Warsawa.
Hanya, tidak lama PKL beroperasi di Zielenecka. Mereka beroperasi sejak 1989 dan harus berakhir pada 2008 karena Pemerintah Polandia memutuskan membangun stadion baru di sana. Sejatinya, dulu, lokasi itu memang stadion, yang bernama 10th-Anniversary Stadium dan dibangun pada 1955.
Setelah itu, para PKL akhirnya harus mengungsi dan beralih ke pekerjaan lainnya. Sampai sekarang imigran dari Vietnam masih banyak menguasai pasar pakaian murah di pinggiran Warsawa. Begitu juga imigran Turki yang tersebar di setiap sudut kota dengan berjualan kebab.
Bagi para pendatang dari Asia, bila ingin mencicipi makanan Asia, tidak begitu sulit di Warsawa. Banyak rumah makan-rumah makan kecil yang berselera Asia, seperti makanan Thailand, Vietnam, dan juga Tiongkok. Makanya, nasi juga tidak terlalu sulit dicari.
Bahkan ada pula rumah makan Indonesia, hanya menurut beberapa orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Polandia, cita rasanya sudah berbeda jauh. ”Lebih baik sekalian saja Anda membeli makanan di rumah makan orang Thailand atau Vietnam,” jelas Alif Rahman, staf di KBRI Polandia. (ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jai Crawford Ambil Alih Yellow Jersey
Redaktur : Tim Redaksi