NIAT membantu kehidupan keluarga dan biaya ayahnya di penjara, Rina (nama samaran) rela menjual keperawanannya kepada pria asal Malaysia senilai Rp10 juta.
Kepada Posmetro Medan (Group JPNN) belum lama ini, perempuan warga Belawan, Medan, menceritakan, kisah suram itu terjadi sekitar 6 tahun lalu.
Saat itu, Rina masih berusia 13 tahun dan ayahnya AM, yang awalnya bekerja sebagai nelayan beralih profesi berbisnis ganja guna menghidupi kebutuhan keluarga. Ternyata, bisnis yang digeluti ayahnya tidak berjalan mulus dan akhirnya ditangkap polisi.
Sejak ayahnya mendekam di sel tahanan, ibu kandungnya MA, yang hanya seorang ibu rumah tangga, tak mampu menafkahi Rina dan adik-adiknya.
Dari kondisi ekonomi keluarga yang seperti itulah, gadis berkulit hitam manis bertubuh mungil ini memilih menjual keperawanannya. Uangnya untuk membantu ayahnya di penjara, sebagian untuk biaya hidup keluarga.
Aksi nekat Rina, berawal dari pergaulannya dengan para waria di sekitar lingkungannya. Saat itu ia menawarkan diri untuk dicarikan pekerjaan. Ternyata, pekerjaan yang ditawari kepadanya adalah menjual mahkotanya. Saat itu, Rina merasa tidak ada pilihan. Sementara biaya untuk ayahnya di penjara dan kebutuhan keluarga, adalah sesuatu yang mendesak.
“Awalnya, aku mau cari kerja yang bagus, tapi aku pikir hasilnya sedikit. Sementara ayah menderita di penjara,” kenang Rina. Dengan pikiran matang ingin membantu ayah di penjara, Rina diperkenalkan teman warianya dengan seorang pria asal Malaysia.
Setelah ada kesepakatan harga yakni Rp10 juta, Rina bersama teman warianya langsung menuju salah satu hotel di Medan. Di hotel berbintang itu, mereka langsung menuju kamar yang telah dipesan lebih dulu oleh pria asal Malaysia berinisal BL.
Ketika melihat pria asal Malaysia itu, Rina pertama-tama takut. Tetapi karena niatnya untuk mendapat uang Rp10 juta, dia pun merelakan perawannya direnggut.
“Cuma sekali aku digitukannya, terus aku dikasih uang sama dia. Kami pun pulang. Temanku kukasih Rp500 ribu,” kata Rina mengenang kisah lamanya itu.
Sisanya ia simpan untuk keperluan biaya kehidupan sehari-hari dan biaya ayahnya selama berada di penjara.
Setelah kejadian itu, Rina trauma. Dia jatuh sakit hingga seminggu. “Aku terkejut kali, karena waktu masuk punya dia sakit kali kurasa. Sampe aku sakit seminggu dan takut mau gitu lagi,” kata Rina polos.
Tapi akhirnya Rina terjun ke dunia pelacuran. Setelah ayah kandungnya menerima vonis hukuman 3 tahun lebih, atas kasus kepemilikan daun ganja kering, Rina mulai merasakan kegelisahaan melihat kehidupan keluarganya.
Pasalnya, Rina kebingungan untuk memikirkan nafkah untuk ibu dan adik-adiknya. Sementara tiga kakaknya juga hanya hidup pas-pasan. Sejak itu, ia pun memutuskan kembali ke dunia malam.
Ternyata, begitu ayahnya bebas tak membuat perubahan kehidupan ekonomi keluarga mereka. Ayahnya malah ingin memilih kembali berbisnis narkoba.
Tapi Rina tidak ingin, ia pun memutuskan kembali melacur asal ayahnya tidak kembali berbisnis narkoba. (ril/pmg)
Kepada Posmetro Medan (Group JPNN) belum lama ini, perempuan warga Belawan, Medan, menceritakan, kisah suram itu terjadi sekitar 6 tahun lalu.
Saat itu, Rina masih berusia 13 tahun dan ayahnya AM, yang awalnya bekerja sebagai nelayan beralih profesi berbisnis ganja guna menghidupi kebutuhan keluarga. Ternyata, bisnis yang digeluti ayahnya tidak berjalan mulus dan akhirnya ditangkap polisi.
Sejak ayahnya mendekam di sel tahanan, ibu kandungnya MA, yang hanya seorang ibu rumah tangga, tak mampu menafkahi Rina dan adik-adiknya.
Dari kondisi ekonomi keluarga yang seperti itulah, gadis berkulit hitam manis bertubuh mungil ini memilih menjual keperawanannya. Uangnya untuk membantu ayahnya di penjara, sebagian untuk biaya hidup keluarga.
Aksi nekat Rina, berawal dari pergaulannya dengan para waria di sekitar lingkungannya. Saat itu ia menawarkan diri untuk dicarikan pekerjaan. Ternyata, pekerjaan yang ditawari kepadanya adalah menjual mahkotanya. Saat itu, Rina merasa tidak ada pilihan. Sementara biaya untuk ayahnya di penjara dan kebutuhan keluarga, adalah sesuatu yang mendesak.
“Awalnya, aku mau cari kerja yang bagus, tapi aku pikir hasilnya sedikit. Sementara ayah menderita di penjara,” kenang Rina. Dengan pikiran matang ingin membantu ayah di penjara, Rina diperkenalkan teman warianya dengan seorang pria asal Malaysia.
Setelah ada kesepakatan harga yakni Rp10 juta, Rina bersama teman warianya langsung menuju salah satu hotel di Medan. Di hotel berbintang itu, mereka langsung menuju kamar yang telah dipesan lebih dulu oleh pria asal Malaysia berinisal BL.
Ketika melihat pria asal Malaysia itu, Rina pertama-tama takut. Tetapi karena niatnya untuk mendapat uang Rp10 juta, dia pun merelakan perawannya direnggut.
“Cuma sekali aku digitukannya, terus aku dikasih uang sama dia. Kami pun pulang. Temanku kukasih Rp500 ribu,” kata Rina mengenang kisah lamanya itu.
Sisanya ia simpan untuk keperluan biaya kehidupan sehari-hari dan biaya ayahnya selama berada di penjara.
Setelah kejadian itu, Rina trauma. Dia jatuh sakit hingga seminggu. “Aku terkejut kali, karena waktu masuk punya dia sakit kali kurasa. Sampe aku sakit seminggu dan takut mau gitu lagi,” kata Rina polos.
Tapi akhirnya Rina terjun ke dunia pelacuran. Setelah ayah kandungnya menerima vonis hukuman 3 tahun lebih, atas kasus kepemilikan daun ganja kering, Rina mulai merasakan kegelisahaan melihat kehidupan keluarganya.
Pasalnya, Rina kebingungan untuk memikirkan nafkah untuk ibu dan adik-adiknya. Sementara tiga kakaknya juga hanya hidup pas-pasan. Sejak itu, ia pun memutuskan kembali ke dunia malam.
Ternyata, begitu ayahnya bebas tak membuat perubahan kehidupan ekonomi keluarga mereka. Ayahnya malah ingin memilih kembali berbisnis narkoba.
Tapi Rina tidak ingin, ia pun memutuskan kembali melacur asal ayahnya tidak kembali berbisnis narkoba. (ril/pmg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tolak Rekonvensi Ivan, Bahagia Bisa Bertemu Anak
Redaktur : Tim Redaksi