Dibayangi Profit Taking

Senin, 17 Juni 2013 – 03:39 WIB
JAKARTA - Rebound indeks harga saham gabungan (IHSG) yang cukup tinggi akhir pekan lalu diproyeksi tidak akan bertahan pada perdagangan awal pekan ini. Analis menilai peluang koreksi masih cukup besar lantaran profit taking atau aksi jual ambil untung yang dilangsungkan investor. Apalagi, pergerakan IHSG Senin (17/6) ini juga dibayangi sentimen bursa global yang memerah.
      
Seperti diketahui, pada perdagangan Jumat (15/6) IHSG melesat 153,08 poin (3,32 persen) ke level 4.760,74. Sementara indeks LQ45 juga melesat 30,85 poin (4,06 persen) ke level 790,34. "Koreksi di Dow Jones sebesar 105,0 poin (-0,70 persen) ke level 15.070,2 poin bisa jadi sentimen yang memantik koreksi," ungkap Senior Research PT HD Capital Yuganur Wijanarko.
   
Kendati demikian, IHSG juga masih dapat melaju dengan dorongan positifnya bursa saham Asia. Pelaku pasar yang mengasumsikan imbas positif tersebut banyak yang melakukan akumulasi saham-saham yang sudah rendah harganya.

Yuganur pun memproyeksi pada perdagangan Senin (17/6) IHSG bergerak di kisaran support 4.550-4.725 dan resistance 4.820-4.950. "Dengan blue chip yang sudah naik relatif banyak, kelompok lapis dua lebih menarik," paparnya.
      
Head of Research Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, selama sepekan lalu, IHSG telah mencatat penurunan 104,58 poin (2,15 persen), atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang turun 203,31 poin (4,01 persen). Investor asing yang terus melakukan aksi jual, mencatat net sell atau jual bersih sebesar RP 5,21 triliun.

Net buy atau beli bersih asing pun hanya tersisa Rp 840 miliar, atau turun 95,64 persen dari sebelumnya Rp 18,43 triliun. Asing sempat mencatat posisi net buy tertinggnya pada April di posisi Rp 19,27 triliun."Reza memproyeksi, pada pekan ini IHSG akan berada pada rentang support 4.480 - 4.570 dan resistance 4.945-4.978. (gal/sof)


BACA ARTIKEL LAINNYA... Saham Publik IPO Minimal 15 Persen

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler