Diberitakan Perkosa Penumpang, Sopir Angkot Protes

Kamis, 16 Februari 2012 – 05:38 WIB

PALU – Tindakan dua pelaku pemerkosa terhadap siswi yang terjadi medio pekan lalu, saat ini dampaknya mulai dirasakan para supir Angkutan Kota (Angkot). Apalagi, menurut para sopir, dalam pemberitaan yang disajikan media, disebutkan kalau para pelaku adalah supir Angkot.

“Akibatnya banyak penumpang yang tidak mau lagi naik Angkot. Apalagi Angkot yang di dalamnya ada penumpang lakilaki, penumpang khususnya yang perempuan, langsung enggan naik,” kata perwakilan supir Angkot, yang mendatangi Graha Pena, sambil menyampaikan protesnya, terkait pemberitaan yang katanya menyudutkan mereka.

Padahal kata supir, dalam perkembangan selanjutnya, diketahui kalau pelaku pemerkosa yang ditangkap pada akhir pekan kemarin, bukanlah supir Angkot. Mobil yang digunakan kedua pelaku dalam menjalankan aksi bejatnya, juga bukan Angkot, tetapi angkutan umum pedesaan, yang warnanya kebetulan sama dengan warna Angkot yang beroperasi di dalam Kota Palu.

“Kita ingin ada klarifikasi, yang menerangkan bahwa pelaku pemerkosa itu bukan supir Angkot. Mobil yang digunakan juga bukan Angkot, tetapi angkutan umum pedesaan yang warnanya kebetulan juga biru. Semoga dengan klarifikasi ini, bisa mengembalikan kepercayaan penumpang untuk bisa kembali mau naik Angkot,”kata Mustamin, yang mengaku mewakili Organda.

Dampak lainnya dari kejadian tersebut, menurut para sopir, adalah penertiban kaca riben. Kata para supir, mereka bisa menerima upaya penindakan mencabut riben yang telah dilakukan beberapa instansi terkait. Namun penertiban tersebut, jangan hanya kepada supir Angkot, tetapi juga dilakukan untuk angkutan umum lainnya.

“Padahal juga banyak angkutan umum lain yang digunakan untuk melakukan aksi kejahatan lainnya. Kenapa hanya kami yang dirazia? Harusnya semuanya dirazia,”kata Dany, supir Angkot lainnya yang juga mendatangi Graha Pena, Kantor Radar Sulteng (JPNN Group).

Kata Dany, mereka serius menuntut instansi terkait untuk melakukan penertiban kaca riben kepada angkutan umum lainnya. Bahkan, mereka mengancam jika tidak ada upaya penertiban kepada angkutan lain, maka mereka siap untuk melakukannya sendiri.

Yang juga menjadi pertanyaan para supir saat protes ke Graha Pena, adalah upaya pengawasan yang dilakukan Dinas Perhubungan bersama jajarannya terhadap Angkot yang beroperasi di Kota Palu. Kata mereka, angkutan yang digunakan pelaku pemerkosa, jelas-jelas bukan Angkot karena tidak memasang jalur trayek di bagian depannya. Namun saat melintas di depan pintu masuk terminal Mamboro, tidak ditindaki oleh petugas yang berjaga-jaga saat itu.

“Dari berita disebutkan, kalau korban naik dari Taipa dan kejadiannya di Tondo. Berarti mereka sempat lewat di depan terminal Mamboro, lalu kenapa tidak diberi tindakan. Padahal jelas-jelas mobil itu bukan Angkot, tapi ambil dan angkut penumpang dalam kota,”kata Dany lagi.(opn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Makar, Ketua Dewan Adat Papua Terancam Pidana


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler