Dibunuh, Mayat Bocah Dicor

Hilang Empat Hari, Ditemukan Sudah jadi "Patung"

Rabu, 20 Februari 2013 – 11:25 WIB
SADIS: Solikin (kiri) Pelaku pembunuhan sekaligus pengecoran balita bernama Fahri Khusaeni Romadhon, bocah 3,5 (kanan). FOTO: Guslan Gumilang / Jawa Pos
SURABAYA - Pembunuhan sadis menimpa Fahri Khusaeni Romadhon, bocah 3,5 tahun yang tinggal di Jalan Endrosono II, Semampir. Setelah dihabisi, tubuhnya dilumuri semen hingga menyerupai patung. Si pembunuh sadis itu, Solikin, berhasil dibekuk dan kini diperiksa di Mapolsek Semampir.

Solikin merupakan tetangga korban. Namun, hingga kemarin, belum diketahui motif pria 22 tahun itu membunuh anak pasangan Misnawi dan Zubaidah tersebut. ''Masih kami dalami motifnya,'' kata Kapolsek Semampir Kompol Mudakkir.

Pembunuhan diperkirakan terjadi lima hari lalu. Sebab, sejak Sabtu (16/2), Fahri menghilang dari rumahnya. Orang tuanya terus mencari, namun tidak membuahkan hasil.

Pembunuhan itu baru terbongkar kemarin siang. Awalnya, warga curiga karena mencium bau tak sedap. Setelah ditelusuri, bau busuk tersebut bersumber dari rumah bernomor 19F yang dihuni Solikin.

Warga pun berupaya masuk. Kebetulan, rumah merah muda itu sedang kosong. Mereka pun masuk dengan paksa. Setelah mengecek seluruh isi rumah, warga tak berhasil menemukan mayat Fahri. Namun, bau tak sedap makin menyeruak di dalam rumah. Ternyata, setelah ditelusuri lebih jauh, bau itu berasal dari seonggok benda dari semen di belakang rumah. Lokasinya persis di gang sempit selebar satu meter.

Tanpa memecah semen, warga yakin benda itu adalah jasad Fahri. Sebab, benda tersebut seukuran tubuh korban. ''Kalau dilihat sepintas, seperti patung,'' ujar Muktadir, salah seorang warga.

Namun, bentuk ''patung'' Fahri tersebut tidak sama persis dengan tubuh manusia secara utuh. Bagian kepalanya tidak berbentuk lagi. Namun, tangan dan kakinya masih mirip organ tubuh manusia. Posisi kedua tangan lurus ke bawah dan kaki selonjor. Temuan itu langsung dilaporkan ke polisi.

Terkuaknya jenazah Fahri yang dicor tersebut kontan menggegerkan warga sekitar. Siang kemarin, ratusan warga pun menyemut di gang tersebut. Hal itu membuat polisi sulit menggotong jenazah korban ke ambulans.

Setelah jasad Fahri terkuak, perhatian langsung mengarah ke Solikin. Karena rumah Solikin kosong, polisi dan warga pun mencari si pembunuh sadis tersebut. Hingga akhirnya, muncul kabar Solikin berada di Kedinding Lor.

Polisi pun mengejar dan sukses membekuk Solikin yang sedang menumpang becak. Dugaan sementara, pria yang bekerja serabutan itu hendak kabur ke rumah salah seorang kerabatnya.

Sementara itu, duka mendalam menyelimuti rumah korban. Misnawi dan istrinya terus menangis. Lutfia, 17, kakak kandung Fahri, bahkan langsung tidak sadar diri. Sejumlah tetangga pun langsung berkerumun berusaha menenangkan suasana. ''Petugas harus adil karena dia (Solikin) sangat kejam,'' tegas Misnawi, 37, ayah korban.

Misnawi dan keluarganya tidak habis pikir apa yang membuat Solikin tega menghabisi Fahri. Apalagi, pembunuhan tersebut begitu sadis. Karena itu, mereka berharap Solikin mendapat hukuman berat.

Keluarga Fahri menceritakan, sejak Sabtu malam (16/2), bocah kelahiran 30 Agustus 2009 itu menghilang dari rumahnya. Fahri kali terakhir diketahui keluar rumah untuk bermain dengan teman sebayanya.

Namun, hingga pukul 22.00, bungsu empat bersaudara itu tetap tidak kembali. Hal tersebut kontan membuat keluarga panik. Misnawi dan Zubaidah langsung mencari ke sejumlah tempat.

''Kami mencari ke rumah tetangga dan teman-temannya, namun tidak ada,'' tutur Zubaidah dengan mata sembap. Hingga Minggu dini hari, pencarian tetap nihil. Keluarga langsung melapor ke Mapolsek Semampir.

Kompol Mudakkir menyatakan sudah menyelidiki kasus itu. Menurut keterangan sementara, Solikin membunuh korban dengan cara membantingnya di lantai rumah. Setelah tewas, jasad Fahri tidak langsung dilumuri semen. Solikin sempat menyimpannya di kamar tidur.

Di rumah bercat merah muda itu, Solikin disebut-sebut tinggal bersama tiga orang. Kabarnya, mereka kerabat si pembunuh. Polisi menduga orang-orang yang tinggal di rumah itu tahu tentang pembunuhan Fahri. Sebab, jenazah Fahri berada di rumah Solikin selama empat hari.

Karena diduga takut ikut kena masalah, penghuni rumah lainnya kabur. Karena itu, saat didatangi warga, rumah Solikin sudah kosong. Soal keterlibatan orang lain dalam pembunuhan tersebut, polisi masih mendalami. ''Semua masih kami dalami,'' papar Mudakkir. (mar/gun/c5/fid)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BNN Gerebek Markas Jaringan Narkotika Terbesar

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler