jpnn.com, PALANGKA RAYA - Tania meninggal dengan kondisi mengenaskan usai dibunuh perampok yang nenyatroni tempat tinggalnya di Kecamatan Pujon, Kapuas, Kalimantan Tengah, Senin (27/11).
Jasad ibu muda dengan tiga anak itu langsung dibawa ke kamar jenazah RSUD dr Doris Sylvabus, Selasa (28/11).
BACA JUGA: Terdengar Ledakan Keras, Api Hanguskan Bekas Kantor Polres
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pekerja pertambangan emas tanpa izin (PETI) mendengar suara teriakan dari dalam pondok.
Saat itu, korban diketahui sedang bersama anaknya, Ana (2).
BACA JUGA: PPP Kubu Djan Faridz Sebut Kelompok Romi Haram
Setelah itu, masyarakat pun langsung menuju ke pondok kayu yang bentuknya seperti rumah panggung tersebut.
Deden, suami Tania, yang saat itu sedang bekerja juga menuju ke rumahnya.
BACA JUGA: Ustaz Dihajar dengan Senapan Angin di Depan Masjid
“Suaminya waktu itu langsung lari. Setibanya di pondok, anaknya menunjukkan lokasi ibunya yang sudah tergeletak di tanah,” ucap Siten, rekan suami korban.
Ana tidak mengalami luka sedikit pun. Sedangkan Tania mandi darah.
Dia mengalami luka di punggung. Tangan kiri juga hampir putus.
“Mungkin kena luka sabetan parang,”sebut Siten.
Sementara itu, Deden menyebut beberapa barang berharga miliknya hilang.
Di antaranya, emas seberat lima gram, uang Rp 5 juta, dan kunci mobil.
“Posisi saya nggak jauh. Dengar saja istri saya teriak, tapi tidak terlihat karena terhalang pepohonan,”ucapnya.
Di sisi lain, petugas Polsek Kapuas Tengah yang mendampinggi proses autopsi belum berani komentar banyak terkait peristiwa tersebut.
Begitu juga dengan Kapolres Kapuas AKBP Sachroni Anwar yang tidak merespons telepon dari Kalteng Pos. (ais/ram)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terios Oleng, Tabrak Tebing, Rusak Berat
Redaktur & Reporter : Ragil