Diburu di Rusia, Meteor Lebih Mahal ketimbang Emas

Selasa, 19 Februari 2013 – 04:54 WIB
BERHARGA TINGGI: Cuilan batu meteor yang jatuh di Rusia beberapa waktu lalu. FOTO: Ist
MOSKOW - Meteor yang jatuh dan meledak di kawasan Pegunungan Ural, Rusia, Jumat lalu (15/2) telah membawa sentiment baru di negeri Presiden Vladimir Putin tersebut. Demam meteorit kemarin (18/2) dilaporkan melanda Rusia. Banyak orang memburu pecahan benda dari luar angkasa tersebut dan berharap bisa mendapat ribuan dolar sebagai imbalannya.
 
Ledakan dan gelombang kejut akibat meteor tidak hanya menghancurkan banyak bangunan di Chelyabinsk, timur Pegunungan Ural, di dekat perbatasan Eropa dan Asia. Kerugian akibat kerusakan itu ditaksir USD 33 juta (sekitar Rp 320 miliar). Tak kurang dari 1.200 orang luka, termasuk 200 anak-anak, dalam insiden tersebut.
 
Namun, perburuan meteorit mulai melanda Chelyabinsk, kota industri yang terletak sekitar 1.500 km sebelah timur Moskow. Orang mulai datang berduyun-duyun ke sana. Mereka menyisir salju dan es untuk mencari potongan atau pecahan meteorit.
 
Seorang penggemar benda luar angkasa amatir menyebut pecahan meteorit punya nilai jual yang cukup tinggi. Setiap gram pecahan benda luar angkasa itu ditaksir senilai hingga 66 ribu rubel atau sekitar USD 2.200 (sekitar Rp 21,1 juta) atau lebih dari 40 kali lipat harga emas saat ini.
 
"Harganya memang sulit dipastikan. Tapi, makin sedikit meteorit yang ditemukan, makin tinggi harganya," ujar Dmitry Kachkalin, anggota Russian Society of Amateur Meteorite Lovers.
 
Para pakar di Urals Federal University untuk kali pertama mengumumkan penemuan penting 53 butiran kecil batu dan objek warna hitam. Benda-benda yang ditemukan di sekitar Danau Chebarkul, dekat Chelyabinsk, itu dipastkan sebagai meteorit kecil. Pecahan batu-batu itu berukuran hanya sekitar 0,5-1 sentimeter.
 
Namun, para pakar memerkirakan bahwa pecahan besar meteorit jatuh ke dalam danau. Sebuah kawah atau lubang berdiameter delapan meter tercipta setelah ledakan meteor Jumat lalu.
 
"Kami baru saja menyelesaikan tes dan bisa memastikan bahwa serpihan yang ditemukan para ahli di sekitar Danau Chebarkul adalah benar-benar meteorit," ungkap Viktor Grokhovsky, pakar di Urals Federal University dan Russian Academy of Science. "Serpihan tersebut masuk klasifikasi sebagai chondrite atau batu meteorit dengan kandungan besi sekitar 10 persen," lanjutnya.
 
Dia tidak merinci apakah fragmen itu telah memberikan informasi yang cukup tentang asal meteor tersebut. NASA (badan angkasa luar AS) memprediksi meteor yang telah meledak di Rusia itu berdiameter 16 meter dan seberat 10 ribu ton sebelum memasuki atmosfir bumi. (RTR/cak/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kekuatan Korea Utara Kian Mengkhawatirkan

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler