Dicecar Soal Kuota Impor, Sekretaris Mentan Ngaku tak Tahu

Kamis, 22 Agustus 2013 – 15:26 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Menteri Pertanian Baran Wirawan, mengaku tak mengerti dengan permasalahan dugaan suap pengurusan kuota impor sapi di Kementan yang menjerat Ahmad Fathanah.

Ia mengaku tak terlibat soal pemberian atau penolakan pengajuan impor daging sapi PT Indoguna Utama, yang disampaikan lewat Ahmad Fathanah.

BACA JUGA: Upeti Proyek SKK Migas Diduga Disetor ke Rekening Koperasi

"Apa yang saudara tahu soal penambahan kuota ini?" tanya Hakim Anggota, Made Hendra, pada persidangan, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (22/8). "Saya tidak mengerti," kata Baran.

Hanya saja, Baran menjelaskan, pada November 2012, Ahmad Fathanah meneleponnya. "(Fathanah) mengatakan mengajukan permohonan impor daging tapi ditolak," katanya yang sebelumnya mengaku tak kenal Fathanah.

BACA JUGA: Politisi Golkar: Konvensi Capres Demokrat Dijual Ketengan

Namun, Made tak percaya begitu saja pengakuan Baran. Made lantas menanyakan, kenapa Fathanah bisa tahu nomor telepon Baran.

Sementara Baran mengaku belum mengenal Fathanah. "Kok bisa tahu nomor saudara?" heran Made.

BACA JUGA: Giliran Nama Ruhut Disebut

Baran menjelaskan, sebelumnya Fathanah pernah datang ke Kementan memerkenalkan diri sebagai pengusaha pupuk.

Selebihnya, Baran juga dicecar soal Luthfi Hasan, Presiden PKS saat itu. Baran mengatakan kenal dengan Luthfi sebagai Presiden PKS. Pada Januari 2013, Baran mengaku ditelepon Luthfi untuk datang ke Kantor DPP PKS. "Saya sebagai Sekretaris Menteri ketika (Luthfi) menemui kendala hubungi menteri, dia (Luthfi) menghubungi saya," papar Baran.

Hakim pun mencecar apa saja yang dibicarakan saat "menghadap" Luthfi itu. "Apa pesan Luthfi?" tanya Made lagi. "Tentang meningkatnya harga daging dan (supaya) Pak Menteri agar merespon dengan baik dengan kebijakan-kebijakan," timpal Baran. (boy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Endriartono Sutarto Diibaratkan Kacang Lupa Kulitnya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler