jpnn.com, JAKARTA - Ahli Epidemiologi dari Griffith University Dicky Budiman memprediksi kenaikan kasus Omicron di Indonesia akan berdampak pada banyak sektor.
Menurut dia, kasus Omicron mudah terjadi pada pekerja esensial, seperti tenaga kesehatan (nakes).
BACA JUGA: Jalani 10 Hari Karantina, Ashanty Sampaikan Kondisi Terkini, Sudah Negatif Covid-19?
"Ini (Omicron,red) akan mengurangi jumlah SDM yang bisa bekerja karena mereka (nakes) lebih aware kondisi tubuh dan tahu status mereka misalnya dalam kasus kontak atau positif, sehingga mereka banyak nanti yang menjalani isolasi karantina," kata Dicky kepada JPNN.com, Senin (17/1).
Tak hanya nakes, Dicky juga menyoroti potensi kasus Omicron yang bisa terjadi pada tenaga pelayanan publik lainnya, yang berkaitan dengan ekonomi.
BACA JUGA: 7 Makanan Ini Haram Dikonsumsi di Pagi Hari, Nomor 4 & 5 Pasti Anda tak Menyangka
Sumber daya manusia (SDM) yang banyak terpapar Omicron di berbagai negara telah mengganggu keseimbangan ekonomi, salah satunya ialah Australia yang menjadi tempat Dicky tinggal saat ini.
"Pekerja-pekerja di mall atau penjual dan distributor makanan berkurang. Nah, ini yang terjadi di hampir semua negara yang akhirnya membuat kolaps, seperti yang saya rasakan di sini, di Australia. Stok makanan berkurang, untuk testing pun sekarang sulit," papar alumnus Universitas Padjajaran itu.
BACA JUGA: Omicron Lebih Berbahaya Ketimbang Delta Meski Gejalanya Ringan
Saat ini, lanjut dia testing sulit dilakukan di Australia karena banyak tenaga kesehatan yang sakit akibat kontak erat dengan pasien Covid-19.
Dia menekankan hal ini menunjukkan varian Omicron memang tidak menyebabkan gejala berat, tetapi berdampak luas bagi kesehatan masyarakat dan sektor-sektor lainnya.(mcr9/jpnn)
Redaktur : Yessy
Reporter : Dea Hardianingsih