BATAM - Dua Warga Negara (WN) Malaysia, Abdul Razak Bin Mohamed Kasim dan Abdul Halim Bin Abdullah tak hanya menjadi korban penculikan dan pemerasan. Keduanya juga sempat dianiaya oleh pelaku penculikan yang melibatkan empat anggota Polri di wilayah Polda Kepulauan Riau (Kepri).
Abdul Razak dan Abdul Halim diculik dari Hotel 01, Batam pada Minggu (26/5) malam. Abdul Razak yang pernah bertigas di Angkatan Laut Diraja Malaysia, mengalami memar pada bibir dan hidung karena dipukul dengan gagang senjata. Uang Rp 16 juta miliknya pun amblas.
Abdul Halim menuturkan, dirinya bersama Abdul Razak datang ke Batam untuk bertemu seorang temang. Dalam perjalanan, Abdul Halim berkenalan dengan Juniarti alias Yuyun yang meminta dicarikan pekerjaan di Malaysia.
Yuyun yang menjadi anggota komplotan penculik, juga minta dicarikan lowongan pekerjaan bagi kawan-kawannya."Waktu itu saya tidak bisa menjanjikan pekerjaan, namun bisa diperkenalkan dengan kawan saya," ungkap Abdul Halim.
Dalam pertemuan itu, keduanya saling tukar nomor handphone untuk membicarakan soal lowongan perkerjaaan. Abdul halim mempersilahkan Yuyun untuk menghubungi ataupun datang ke tempat penginapannya selama di Batam.
Selepas pukul 22.00 Minggu (26/5) malam lalu, Yuyun mendatangi Hotel 01 untuk menemui Abdul Halim. Padahal, sebelumya Abdul Halim meminta Yuyun untuk bertemu di tempat makan di luar hotel. "Namun Yuyun memaksa bertemu di hotel," jelasnya.
Yuyun datang bersama rekannya yang diperkenalkan dengan nama Susi. "Kita pun ngobrol santai di lobi hotel," ungkapnya lagi.
Tiba-tiba datang empat orang berbadan tegap menggunakan topi yang mengaku anggota polisi sambil menunjukkan Kartu Tanda Anggota (KTA). Oknum polisi itu langsung menuduh kedua WN Malaysia akan menjual Yuyun dan Susi ke Malayisa. "Empat pria itu meminta kita ikut ke kantor,"jelasnya.
Keduanya dibawa dengan menggunakan mobil APV warna hitam. Di dalam mobil, pelaku bertanya ke Yuyun dan Susi tentang siapa di antara Abdul Halim dan Abdul Razak yang menjanjikan pekerjaan.
Sembari dipukul, kedua WN Malaysia itu diajak keliling Batam hingga dibawa ke hutan di wilayah Batu Besar, Nongsa. Dalam perjalanan salah satu pelaku diminta untuk mengambil uang di ATM BNI di salah satu SPBU sebesar Rp 16 juta sambil mengisi bensin.
Tak hanya itu, kedua korban juga dipaksa agar keluarga mereka mentransfer uang Ringgit Malaysia (RM) 50 ribu. "Namun siapa yang mau kasih, karena ATM Malaysia tidak bisa dipakai setelah jam 00:00 WIB," tutur Abdul Halim.
Akibatnya, popor senapan dipukulkan ke korban. Di bawah todongan senjata laran panjang, Abdul Halim dan Abdul Razak juga dipukuli dengan sandal.
Setelah mendapatkan penganiayaan, kedua korban kemudian dikembalikan ke Hotel 01. Keduanya kemudian melaporkan kejadian itu ke Mapolresta Barelang.
Dari penyelidikan aparat, para pelaku terdiri dari tujuh orang. Empat di antara pelaku adalah polisi, yakni Brigadir David Rifai, Brigadir Julia Hendra, Briptu Rizki, dan Bripda Raja Siregar.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggota DPRD di Papua Tewas Dikeroyok
Redaktur : Tim Redaksi