jpnn.com - BALIKPAPAN - Penyelidikan terhadap 45 warga negara asing (WNA) asal Cina yang ditangkap tim gabungan Satpol PP, Polres Balikpapan, Imigrasi Balikpapn dan Kodim, Rabu (29/10), belum selesai.
Jumat (31/10) pagi kemarin sekira pukul 09.30 Wita, tim gabungan kembali menangkap WNA asal Cina tanpa dilengkapi identitas keimigrasian dengan jumlah 57 WNA orang. Mereka digerebek di dua tempat berbeda.
BACA JUGA: Ini Cara Polres Ciamis Agar Anggotanya tak Gembrot
Penggerebekan pertama dilakukan disebuah kawasan elit Perumahan Denhag Balikpapan Baru Blok V5 nomor 2 RT 25 Kelurahan Gunung Samarinda Baru Balikpapan Utara.
Sebelumnya Satpol PP mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa ada aktivitas mencurigakan yang dilakukan oleh WNA di rumah tersebut. Di sana petugas mendapati 29 WNA yang terdiri dari 19 Laki-laki dan 10 perempuan.
BACA JUGA: Di Makassar, Demo Tolak Kenaikan BBM Berujung Ricuh
"Dari penjelasan para WNA tersebut katanya tujuannya wisata, kebetulan ada warga sekitar yang bisa berbahasa Mandarin kemudian kita meminta tolong untuk memberikan penjelasan," ujar Kasat Pol PP Kota Balikpapan AKBP Freedy Pasaribu melalui Kasi Ops Satpol PP Subardiyono, seperti dilansir Balikpapan Pos (JPNN Grup), Senin (3/11).
Dari keterangan awal itu, lanjut Subardiyono, puluhan WNA tersebut belum lama tinggal di rumah itu. "Katanya baru ada yang empat hari ada juga yang enam hari dan yang paling lama 10 hari, jadi mereka bisa tinggal di rumah ini melalui perantara broker," terang Subardiyono.
BACA JUGA: Jokowi Bakal Blusukan ke Kebun Kakao Mamuju
Subardiyono menegaskan bahwa para WNA Cina itu bertujuan pariwisata, tentunya tidak menetap di kawasan perumahan. "Maka dari itu ini juga bagian dari tugas kami melakukan pendataan di setiap rumah-rumah, apalagi ini WNA tentunya kelengkapan administrasinya harus dipenuhi," terangnya.
Diketahui pemilik rumah bernama Alan Kurniawan warga perumahan Bukit Damai Indah (BDI) Kelurahan Damai. Dia mengakui tidak tahu menahu terkait adanya WNA asing di rumahnya. "Rumah saya disewa saya tidak tahu karena ada broker yang memfasilitasinya," ujar Alan di tempat kejadian.
Dari pantauan Balikpapan Pos hampir seluruh ventilasi di rumah itu dipasangi dengan peredam suara jenis gabus warna hitam. Hal itu dimaksudkan agar segala aktivitas yang ada di dalam ruangan tidak terdengar dari luar rumah.
"Kemungkinan begitu, ini mirip juga seperti penyergapan di jalan Puncak, semua dipasangi peredam suara," tambah Subardiyono.
Informasi yang dihimpun Balikpapan Pos, semua rumah yang menampung WNA tersebut dilengkapi dengan jaringan internet dengan kapasitas di atas 10 giga, dan jaringan internet ini menggunakan antena dengan provider Global Ekstrim.
Dengan kapasitas yang begitu besar dapat mengoperasikan internet puluhan komputer. Usai dilakukannya penggerebekan pertama jaringan internet ini langsung terputus, selain itu pemasang internet yang diketahui warga Bogor juga sudah tidak bisa dihubungi.
Balikpapan Pos juga mendapat informasi dari salah satu sumber yang mengatakan para WNA ini akan membuka usaha di Balikpapan seperti judi online.
Mereka memilih kota Balikpapan untuk sasarannya dikarenakan potensi yang sangat bagus setelah melihat kondisi kota Balikpapan melalui internet. Bahkan ada informasi, mereka yang mau membuat rumah produksi film porno.
Salah satu tetangga sekitar bernama Ibnu, dirinya tidak mengetahui ada banyak WNA yang tinggal di rumah tersebut, dirinya kaget setelah adanya penggerebekan.
Selain itu menurut pengurus RT setempat di rumah yang menempati hanya 4 sampai 5 orang. "Saya tidak tahu juga, saya kaget ini saat ada penggerebekan ternyata ada puluhan orang di dalam rumah," katanya.
Penggerebekan yang dilakukan oleh Satpol PP pada Jumat (31/10) kemarin bukan hanya di dua rumah elit melainkan di empat rumah elit, dua rumah elit lainnya yaitu perumahan BDI Blok F19 dan perumahan Denhag Balikpapan Baru. Namun sayangnya kedua rumah ini telah kosong ditinggal kabur oleh penghuninya. (pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Orang Tua Calon Praja Mengaku Beri Suap ke Rektor IPDN
Redaktur : Tim Redaksi