Didukung Benih Berkualitas, Bawang Putih Lokal Berkembang Pesat di Temanggung

Selasa, 11 Mei 2021 – 21:17 WIB
Dirjen Hortikultura Kementan Prihasto Setyanto saat mengunjungi sentra produksi bawang putih di Temanggung. Foto: Humas Ditjen Hortikultura Kementan.

jpnn.com, TEMANGGUNG - Kementerian Pertanian (Kementan) menjamin stok bawang tercukupi menjelang lebaran Idulfitri. Pasalnya, pasokan bawang merah dari sentra-sentra produksi terpantau aman. Bahkan, bawang putih lokal pun terlihat mulai dijajakan di pasar dan bersaing dengan bawang putih impor.

Hal itu membuat Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto begitu optimis ketersediaan bawang hingga lebaran Iduladha nantinya bakal tersedia dan mencukupi.

BACA JUGA: 6 Manfaat Rutin Minum Air Jahe Campur Bawang Putih, Ampuh Atasi Beberapa Penyakit Berbahaya Ini

Saat melakukan monitoring produksi bawang di Demak dan Temanggung, dirjen yang beken disapa dengan panggilan Anton itu bersama tim Kementan bertemu langsung petani, memantau fluktuasi harga di pasar, dan berdiskusi dengan para pedagang bawang.

Anton mengatakan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), jajaran Kementan diperintahkan untuk mengawal ketersediaan bawang dan cabai menjelang hari-hari besar keagamaan (HBKN).

BACA JUGA: Ada Kabar Mr. M Mengeruk Uang Triliunan di Kemenhan, Arief Desak Prabowo Jangan Diam

"Pak Menteri memerintahkan saya untuk melakukan monitoring, kami langsung bergerak dan pantau semua. Tadi kami ke gudang-gudang bawang di pasar Legi Parakan Temanggung, alhamdulillah stok banyak dan harganya juga stabil," ucap Anton dalam keterangannya, Selasa (11/5).

Geliat Bawang Putih Lokal Semakin Nyata

BACA JUGA: Menurut AKBP Wahyu, Mbak R Melarikan Diri ke Kuala Lumpur

Berdasarkan data monitoring Early Warning System (EWS) yang dirilis Ditjen Hortikultura Kementan baru-baru ini, produksi bawang putih pada Mei 2021, yaitu sebanyak 7.786 ton. Sedangkan perkiraan kebutuhan konsumsi 47.084 ton.

Meskipun produksi bawang putih lokal masih belum dapat mensubstitusi impor yang mencapai lebih dari 90 persen, tetapi di beberapa tempat diketahui minat masyarakat untuk mengonsumsi bawang putih lokal makin meningkat.

Sebagai contoh di pabrik kerupuk di Temanggung, permintaan mencapai 2 kuintal per minggu. Hal itu karena aromanya disinyalir lebih kuat 2-3 kali lipat dibanding bawang impor dan membuat rasa masakan semakin nikmat.

Hal itu yang membuat Kementan akan terus mengembangkan kawasan pertanaman bawang putih, tidak hanya di sentra tetapi ke wilayah non-sentra lainnya di seluruh Indonesia.

Dijelaskan Anton, data BPS menunjukkan terdapat kenaikan produksi 4 kali lipat dari sebelumnya hanya berkisar 20 ribu ton bawang putih per tahun menjadi 80 ribu ton per tahun.

Pakar Bidang Lingkungan Universitas Putra Malaysia itu menyebutkan adanya perubahan yang signifikan pada pertanaman bawang putih di Temanggung.

"Jadi, setahun yang lalu waktu saya ke sini, benih bawang putih itu siungnya kecil-kecil, tetapi kalau sekarang ini saya jamin, saya yakin tidak kalah dengan bawang putih produksi luar," ucap Anton ditemui di lahan pertanaman bawang putih Desa Bansari, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.

Terlebih lagi, katanya, rasanya bawang putih lokal jauh lebih wangi daripada produk impor. Oleh karena dia meyakini suatu saat nanti bawang putih lokal siungnya akan makin bagus.

"Jadi, saya sarankan kepada petani saat menanam bawang putih, harus memilih yang siungnya besar, siung yang kecil jangan ditanam," ujar Anton.

Petani yang juga penangkar benih bawang putih di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing bernama Siswanto mengaku sangat antusias menanam benih lokal itu. Sebab, selain pertumbuhannya bagus, nilai bisnisnya juga menjanjikan.

“Kami akan terus menanam bawang putih, ini nilai jualnya tinggi, produknya juga tahan lama, apalagi saat ini dukungan pemerintah sangat bagus. Untuk modal pun kita bisa gunakan KUR, sampai di angka Rp.50 juta itu tidak ada agunan. Pemerintah yang jamin. Jadi, apalagi yang kita ragukan," tutur Siswanto.

Berdasarkan data terbaru, harga bawang putih di tingkat petani saat ini berkisar Rp 12 ribu, sedangkan di pasaran mencapai Rp 17 ribu. Sementara BEP-nya hanya Rp 9 ribu. Kondisi itu dinilai sangat menguntungkan sehingga petani antusias untuk menanam bawang putih.

Ke depannya, Kementan berharap bawang putih lokal bisa memenuhi seluruh kebutuhan pasar dalam negeri, serta mampu kembali berjaya seperti halnya Indonesia mandiri bawang putih di tahun 90-an. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler