jpnn.com, BANDA ACEH - Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Aceh menyatakan terduga pelaku penipuan umrah berinisial R yang masuk daftar pencarian orang (DPO) kabur ke luar negeri.
Menurut Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Aceh AKBP Wahyu Kuncoro, R sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tersebut.
BACA JUGA: Tim Resmob Sudah Membekuk Terduga Pelaku Bentrok yang Sempat Melarikan Diri
"Namun, informasinya R melarikan diri ke Kuala Lumpur, Malaysia," kata AKBP Wahyu Kuncoro, di Banda Aceh, Senin (10/5).
Dia mengatakan jajarannya sudah berkoordinasi dengan Divisi Hubungan Internasional Polri untuk melacak keberadaan DPO tersebut di luar negeri.
BACA JUGA: Tengku Zulkarnain Meninggal, Ferdinand: Siang Tadi Saya Tulus Mendoakan Kesembuhan Beliau
"Termasuk berkoordinasi dengan atase Polri di Kuala Lumpur dan Interpol untuk memulangkan yang bersangkutan ke Indonesia," katanya.
Penyidik Ditreskrimum Polda Aceh menetapkan wanita berinisial R itu sebagai tersangka dugaan penipuan jamaah umrah.
BACA JUGA: Brankas Bupati Nganjuk Dibuka Bareskrim dan KPK, Isinya?
Sebelumnya, R sudah dipanggil menghadap penyidik, tetapi dia tidak memenuhi panggilan.
"Pemanggilan R juga atas petunjuk jaksa. Jaksa merekomendasikan R ditetapkan sebagai tersangka, karena diduga ikut menerima uang jamaah umrah," kata Wahyu.
Tersangka R merupakan bendahara PT Elhanif Tour and Travel. Perusahaan biro perjalanan itu juga sudah dilaporkan ke Polda Aceh oleh sejumlah orang yang gagal berangkat umrah.
Sebelumnya, penyidik Polda Aceh juga telah menetapkan pemilik perusahaan tersebut berinisial AH sebagai tersangka penipuan jamaah umrah.
AH dilaporkan agennya di Aceh Tengah, karena hingga waktu dijanjikan tidak memberangkatkan jamaah umrah ke tanah suci.
Menurut polisi, biaya umrah yang dibayarkan para jemaah berkisar Rp 17 juta hingga Rp 23 juta per orang sehingga totalnya mencapai Rp 891 juta.
Mereka dijadwalkan berangkat ke Arab Saudi pada Desember 2019. Namun, hingga 2020 mereka tidak kunjung diberangkatkan umrah ke tanah suci. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam