jpnn.com, JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) terus berkomitmen mendorong para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) naik kelas.
Produk unggulan KUPU Sutera atau Koperasi Karya Usaha Petani Unggul Sutera asal Malang, Jawa Timur merupakan salah satu UMKM binaan BRI yang naik kelas hingga ke mancanegara.
BACA JUGA: Begini Cara Mudah Menggunakan Fitur QRIS di BRImo
Salah satu pemilik KUPU Sutera Arianto Nugroho (47) menceritakan bahwa dirinya menekuni budidaya ulat sutra sejak 2015.
Ketika itu dia dikenalkan salah seorang kolega kepada seorang akademisi asal Taiwan, Profesor Zhang.
BACA JUGA: Sultan: Tetapkan Aturan Komisi Maksimal Kemitraan Food Platform-UMKM
Zhang sedang mencari potensi di negara-negara berkembang dengan kondisi alam yang mendukung untuk budidaya ulat sutra samia guna keperluan industri kain sutra di negaranya.
"Selain Indonesia, Zhang juga membidik Thailand, Vietnam dan Ethiopia," ujar Arianto, Jumat (6/5).
BACA JUGA: Buka Rekening BRI Tanpa Antre, Mudah Antiribet, Begini Caranya
Lebih lanjut, Arianto terpilih karena mampu mengembangkan ulat sutera dengan baik serta memenuhi kualitas yang dibutuhkan.
Setelah terpilih Arianto meninggalkan usaha lamanya sebagai petani lobak yang diekspor ke Jepang.
Dia pun merekrut beberapa petani dan anak muda untuk merintis usaha sutera yang awalnya baru berjumlah sekitar 30 orang.
Arianto mengatakan dia mengekspor kepompong ulat sutra ke Taiwan. Namun sayangnya, usaha tersebut tidak bertahan lama karena terbentur regulasi, di mana pemerintah Indonesia menetapkan ekspor harus dalam bentuk barang setengah jadi atau barang jadi.
“Saya tidak bisa kirim (ekspor) dan Taiwan tidak bisa nerima. Sempat bingung mau ngapain akhirnya kami riset dan dijadikan benang. Dan sampai sekarang kami inovasi terus jadi kain,” ujarnya.
Selain itu, melalui pengembangan ulat sutra Arianto dapat membentuk ekosistem ekonomi yang kuat, seperti pemberdayaan komunitas penyandang disabilitas dalam proses produksi sepatu serat alam miliknya.
Pihaknya pun sudah melakukan kolaborasi usaha dengan kelompok usaha tenun kain songket di Lombok. Pada 21 April, dia pun akan menjajaki kerja sama dengan pelaku UMKM lainnya di Sulawesi.
Diberdayakan BRI
Ketika usahanya mulai menanjak, Arianto pun mengaku mendapat dorongan dari BRI sejak 2021.
Menurut Arianto, BRI mendukung dari segi branding dan juga akses permodalan.
Pembinaan yang dilakukan BRI, yakni melalui pelatihan yang diadakan bagi para pelaku UMKM, bahkan pada 21 April mendatang pihaknya akan kembali mendapatkan pelatihan bagi komunitas disabilitas yang terlibat dengan usaha Arianto.
Terkait hal tersebut Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan pemberdayaan memang tidak hanya melalui akses permodalan.
Perluasan akses pasar dan branding melalui pembinaan, pelatihan serta memfasilitas seperti melalui event BRI UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR juga merupakan komitmen berkelanjutan dari pihaknya untuk mendorong pelaku UMKM naik kelas dan memperbesar skala usahanya.
"Ini merupakan salah satu langkah nyata sekaligus komitmen BRI sebagai agent of development untuk memajukan UMKM Indonesia," kata Supari.
Selanjutnya, melalui berbagai pelatihan dan workshop, ditambah dengan pembinaan lainnya, pelaku UMKM Indonesia akan lebih siap dan mampu bersaing di kancah internasional.
"Kami pun mendukung secara langsung upaya peningkatan kapasitas produksi dan kualitas pelaku UMKM yang terus ditingkatkan,” ucapnya.
Dengan demikian, pelaku usaha diharapkan memiliki semangat untuk terus mengembangkan usahanya dan memberdayakan masyarakat sekitar.
Supari berharap ekonomi masyarakat di wilayah usaha binaan BRI lebih berdaya melalui pemanfaatan potensi dari sumber daya lokal.
"Sejatinya pemberdayaan UMKM yang merupakan upaya inklusi keuangan ialah salah satu jalan pengentasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi,” ucap Supari. (mcr28/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menko PMK: UMKM Harus Manfaatkan Momentum Lebaran
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Wenti Ayu Apsari