jpnn.com - Pada umumnya, seseorang melakukan diet dengan mengurangi konsumsi daging merah, daging yang diproses, makanan kemasan, mentega, gorengan, produk susu tinggi lemak, telur, biji-bijian olahan, kentang, jagung, dan minuman manis.
Kalau saja semua orang di Bumi beralih ke diet yang konsumsi daging merah dan gulanya 50 persen lebih rendah serta lebih banyak makan sayur, buah, dan kacang-kacangan, sekitar 11,6 juta orang dapat terselamatkan dari kematian prematur setiap tahunnya sekaligus tanpa merusak Bumi. Ini tertuang dalam laporan studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal medis “The Lancet”.
BACA JUGA: 5 Asupan ini Harus Dihindari Bila Ingin Menurunkan Berat Badan
Tak hanya menyehatkan tubuh, diet tersebut juga dapat membantu menyelamatkan Bumi. Teorinya adalah dengan memaksa sektor pertanian beralih ke metode yang lebih berkelanjutan (sustainable) yang akan mengurangi polusi, serta kontribusi pemanasan gloal dan perubahan iklim yang lebih sedikit.
Tim peneliti, yaitu komisi EAT-Lancet, terdiri atas 37 ahli dalam berbagai bidang, mulai dari nutrisi, agrikultur, ekonomi, kesehatan, dan pemerintah. Bersama-sama, mereka mempelajari permasalahan tersebut selama 3 tahun lamanya. Laporan yang mereka buat merekomendasikan perubahan radikal pada pola makan kebanyakan orang.
BACA JUGA: 9 Makanan Sumber Protein Penunjang Program Diet
“Pola makan penduduk dunia ini harus berubah drastis,” kata salah satu anggota komisi, Dr. Walter Willett, ahli nutrisi dari Universitas Harvard dalam sebuah penyataan.
Perubahan global dalam diet dan produksi makanan diperlukan, karena 3 miliar orang di seluruh dunia berstatus mangalami malnutrisi. Kondisi tersebut termasuk kurang gizi (undernourished) maupun obesitas tapi kurang gizi (overnourished). Selain itu, produksi pangan melangkahi target lingkungan, mendorong perubahan iklim, kehilangan keanekaragaman hayati, dan menyebabkan polusi.
Diet yang direkomendasikan
BACA JUGA: Kiat Memilih Diet yang Aman
Untuk bisa sehat, diet harus punya jumlah asupan kalori yang tepat meliputi: berbagai makanan nabati (plant-based), jumlah rendah makanan hewani, lemak tak jenuh alias unsaturated fat (bukan lemak jenuh atau saturated fat), biji-bijian, makanan olahan, dan tambahan gula. Rentang asupan kelompok makanan yang dianjurkan memungkinkan fleksibilitas untuk mengakomodasi beberapa jenis makanan, sistem agrikultura, tradisi budaya, serta preferensi diet individu (termasuk diet omnivora, vegetarian, dan vegan).
Dengan panduan 2.500 kalori per hari, contoh lengkap diet yang direkomendasikan yaitu:
232 gram dari whole grains (biji-bijian utuh) seperti nasi atau gandum
50 gram dari starchy vegetables (sayuran bertepung) seperti kentang
14 gram dari daging sapi, domba atau babi (bagi yang boleh mengonsumsi)
195 gram dari daging unggas, telur, seafood, dan protein nabati
250 gram produk susu
300 gram sayuran
200 gram buah-buahan
31 gram gula tambahan
51,8 gram lemak tambahan
Sederhananya, diet mencakup segelas susu bebas lemak, dua porsi ikan per minggu, dan dua porsi kecil daging merah per minggu.
Jika panduan di atas diterapkan secara global, sebanyak 10,9 juta–11,6 juta kematian prematur bisa dihindari tiap tahunnya, sama dengan 19 persen–23,6 persen kematian orang dewasa. Pengurangan sodium dan penambahan konsumsi whole grains, kacang-kacangan, sayuran, dan buah-buahan berkontribusi pada pencegahan kematian. Dua di antara penyakit pembunuh terbesar secara global adalah penyakit jantung dan kanker.
Mungkinkah tercapai?
Tak lama setelah laporan diterbitkan, banyak ahli yang merasa skeptis mengenai rekomendasi diet ini. Begini, sumber makanan terbaik adalah produksi lokal. Namun, tak semua negara punya lahan atau iklim yang sesuai untuk menanam sumber pangan tertentu, atau misalnya banyak negara yang promosi makanan tak sehatnya gila-gilaan.
Diperlukan kerja sama antara pemerintah dengan pihak-pihak terkait, misalnya dengan pembuatan regulasi, menghapuskan pupuk kimia atau pestisida yang bisa berbahaya, subsidi pangan jika benar-benar dibutuhkan, akses yang lebih mudah (dan murah) terhadap makanan sehat, kampanye nasional dan global untuk makan sehat, dan pengelolaan sampah makanan (food waste).
Sistem produksi pangan yang berkelanjutan membutuhkan emisi gas non rumah kaca seperti metana dan dinitrogen oksida dibatasi. Namun, masalahnya metana juga diproduksi dalam pencernaan ternak sedangkan dinitriogen oksida dilepaskan dari lahan pertanian dan padang rumput. Kondisi ini tentu saja perlu dibenahi.
Memastikan hidup populasi penduduk global yang sehat sambil berusaha menyelamatkan atau mengurakan kerusakan yang telah terjadi di Bumi memang butuh banyak strategi. Mulai dari perubahan diet atau pola makan berskala global, meningkatkan produksi makanan, perubahan teknologi, sekaligus menurunkan sampah makanan, dan semuanya harus didukung dengan aturan yang jelas serta semangat dan perilaku yang juga mendukung perubahan ke arah yang lebih baik.(RN/RVS/klikdokter)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketahui 5 Alasan NonDiet Penyebab Berat Badan Melonjak
Redaktur & Reporter : Yessy