jpnn.com, JAKARTA - Keinginan aksara Jawa masuk ke dalam sistem internet internasional tentu tak terlepas dari peran pemerintah Indonesia.
Seperti yang telah disyaratkan lembaga internet dunia Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) dalam tahapan digitalisasi aksara sebuah bangsa.
BACA JUGA: PANDI Perpanjang Lomba Bikin Website Konten Aksara Sunda
Praktisi Sastra Afrizal Malna mengatakan jika melihat penolakan ICANN terhadap permohonan dari Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dalam upayanya melakukan digitalisasi aksara Jawa pada akhir tahun lalu, maka pemerintah tak boleh berdiam diri.
Setidaknya, sambung Afrizal, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan segera memasukan ke aksara nusantara menjadi salah satu mata pelajaran tersendiri di sekolah.
BACA JUGA: Listyo Sigit Menunduk ke Jokowi, Lalu...
"Kalau masuk ke warga internet dunia, tapi penggunanya ternyata tidak ada, memang jadi aneh, dia jadi seperti bahasa dalam museum," kata Afrizal Malna.
Sementara itu, menurutnya kalau dia masuk ke dalam warga internet dunia, memang juga akan menghidupkan banyak naskah-naskah Jawa yang selama ini tidur dalam aksaranya sendiri.
BACA JUGA: Kusnadi Ikus Dibunuh Secara Sadis, Pelakunya 3 Pemuda Ini
Menurutnya, naskah dan aksara Jawa memang harus masuk ke kurikulum pendidikan, karena terkait langsung dengan bahasa nasional.
"Ini juga momen agar bahasa nasional kita jadi majemuk. Bahasa Indonesia bisa diajarkan melalui bahasa lokal dan sebaliknya," tukas Afrizal.
Dia menjelaskan bahasa Jawa untuk jadi internasional itu tidaklah gampang.
"Bahasa ini kan bukan bahasa pasar. Lebih bahasa kultur lokal. Tetapi sebagai eksperimen, kan banyak yang mungkin bisa dilakukan. Misalnya, mungkin bahasa Indonesia lebih pas kalau ditulis dengan aksara jawa," katanya. (rhs/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti