Digitalisasi UMKM, Dupa Merta Pudak Wangi Tabanan Kian Harum

Sabtu, 18 November 2023 – 10:00 WIB
Deretan produk dupa yang diproduksi rumah produksi Dupa Merta Pudak Wangi. Foto: Source for JPNN

jpnn.com, BALI - Gencarnya kemajuan teknologi di era digital dimanfaatkan pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk mempromosikan dan menjual produknya.

Ni Made Rini Wahyuni, pendiri usaha dupa Merta Pudak Wangi di Tabanan Bali, mengaku awalnya hanya menjadi reseller produk dupa ternama lalu dijual secara online lewat fanpage di Facebook, 2017 silam.

BACA JUGA: Merta Pudak Wangi, Jenama Dupa Bali Tembus Pasar Luar Negeri

Untuk menarik minat pembeli, Bu Ade-panggilan akrabnya-menuliskan kata-kata guna mensugesti orang agar membeli dupa.

Hasilnya, dupa kulakan itu ludes terjual dalam tiga hari.

BACA JUGA: Perhelatan BRI Liga 1 Dorong Kebangkitan UMKM Bali

Berawal dari reseller kelas teri, Bu Ade kini menjadi pelaku e-commerce di berbagai platform media sosial mulai Instagram, Tokopedia, Shopee hingga Tiktok Shop.

Dupa yang dijual bukan lagi milik produk orang lain.

BACA JUGA: Pelaku UMKM Balikpapan Ingin Indonesia Dipimpin Airlangga

Enam bulan menjadi reseller, Bu Ade baru belajar membuat dupa sendiri yang kini diberi brand Merta Pudak Wangi.

Tiga tahun masa pandemi Covid-19 bisa dikatakan menjadi berkah bagi usahanya. Sebab banyak orang yang beradaptasi untuk belanja secara online.

Bu Ade mengaku, dupa Merta Pudak Wangi kini lebih banyak terjual lewat e-commerce ke luar Bali sampai ke luar negeri.

"Dari TikTok Shop, Oktober kemarin menghasilkan Rp38 juta," ungkapnya.

Kesuksesan tidak luput dari ilmu yang dia peroleh setelah bergabung dengan komunitas pelaku UMKM yang berada di bawah binaan PT Telkom Tbk.

Sejak itu, Bu Ade rajin berkumpul dengan para pelaku UMKM di rumah kreatif BUMN yang berada di salah satu ruang Kantor Daerah Telkom (Kandatel) Tabanan.

Dia mengaku benar-benar belajar dari nol kepada para pelaku UMKM, terutama dalam membuat produk dupa yang kini diproduksi bersama seorang asistennya.

Bu Ade juga mendapat ilmu paling berharga tentang copy writing tentang cara membuat sekakigus mengolah kata-kata yang jitu untuk mempromosikan dan menjual produknya secara online.

Bu Ade memiliki segudang tips yang berisi kata-kata untuk mempromosikan dan menjual Produk secara online. Dengan tip itu, order akan berdatangan.

Di sela kesibukan memproduksi dupa, Bu Adek kini kerap diundang menjadi mentor bagi UMKM rintisan di Tabanan dan sejumlah daerah di Bali.

Dengan lebih banyak punya waktu luang, dia makin mengembangkan usahanya sekaligus menularkan ilmu yang didapat dari Telkom yang dulu merupakan mentornya.

"Dahulu Telkom memberi ilmu kepada saya dengan cuma-cuma, sehingga ilmu yang saya dapat sudah sepantasnya saya tularkan," ujarnya.

Dengan kenyamanan menggeluti usaha online, Bu Ade mengaku tetap tidak tertarik bekerja di perusahaan.

Hingga kini, tawaran pekerjaan sebagai kepala perawat masih saja datang.

"Rasanya kok tetap lebih nyaman usaha sendiri ya," tuturnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Jokowi Berkemah di IKN Nusantara, Ritual Adat, Kaltim pakai Dupa, Kembang, Telur


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler