Diguncang Demo, Stadion Sepi

Senin, 26 November 2012 – 09:47 WIB
Foto: Angger Bondan/Jawa Pos
BANGKOK - Penyelenggaraan Piala AFF di Bangkok tetap saja diwarnai kondisi politik yang tidak kondusif. Pada hari pertama gelaran Piala AFF 2012, Sabtu kemarin (24/11), demonstrasi massa besar-besaran terjadi di ibukota Thailand tersebut. Itu mengulangi peristiwa yang sama empat tahun silam.

Untung, demonstrasi besar-besaran dari kelompok Pitak Siam yang menuntut Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra itu tidak sampai membuat pertandingan perdana grup A tertunda. Hanya, dampak yang paling terasa dalam laga kemarin itu menurunnya jumlah penonton di Stadion Rajamangala.

Stadion dengan kapasitas 80 ribu penonton itu tampak lengang pada saat laga pertama saat Vietnam dan Myanmar berbagi skor 1-1. Kenaikan jumlah penonton hanya terjadi saat tuan rumah bertanding. Itupun tidak langsung full memenuhi stadion yang dibuka tahun 1998 itu.

Dilansir dari Goal, kemenangan Thailand atas Filipina 2-1 pada laga kedua pun hanya disaksikan tidak lebih dari separo isi stadion saja. Ancaman demonstrasi tersebut sudah menghantui kota terbesar di Thailand itu sejak dua hari sebelum laga perdana Piala AFF digelar.

Demonstrasi yang melibatkan 10 ribu orang lebih itu termasuk terbesar dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Perkembangan terakhir hingga tadi malam, demonstrasi memang sudah tidak seperti sehari sebelumnya yang diwarnai dengan hujan gas air mata.

Berdasarkan laporan dari kantor berita Australia ABC, aksi demonstrasi tersebut sudah dihentikan pada pukul 6 malam waktu setempat. Akibat dari demonstrasi yang terjadi beberapa hari terakhir itu, setidaknya 130 orang demonstran ditahan oleh pihak kepolisian Bangkok.

Meski demikian, itu bukan jaminan kondisi di Bangkok bisa kembali normal. Padahal, ajang Piala AFF digelar di Bangkok hingga 30 November mendatang. Federasi sepakbola Thailand FAT juga belum menunjukkan indikasi untuk mengambil tindakan terkait dengan kondisi keamanan di Bangkok itu.

Hingga saat ini belum ada pernyataan keadaan darurat dari pemerintah setempat setelah melihat kerusuhan kemarin. "Kami akan tetap mengevaluasi kondisi keamanan di sini setiap hari. Dan jika semakin parah, maka baru kami akan memutuskan kondisi darurat," ujar kepala kepolisian Thailand Jenderal Adul Sangsingkaew dikutip dari Sabah Times.

Sementara itu, diberitakan di Guardian, ahli bidang politik Thitinan Pongsudhirak dari Chulalongkorn University Bangkok menyebut pemerintah perlu segera mengambil tindakan. "Menurut saya, ini membutuhkan perhatian serius, lebih dari pencegahan yang serius," jelas Pongsudhirak. (ren)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Barca Bantai Levante, Messi Top Scorer

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler