BATURAJA - Warga Baturaja, terutama daerah Air Gading, Baturaja Barat, OKU, Rabu (19/6) sekitar pukul 04.15 WIB mendadak heboh. Kawasan ini diterpa hujan debu yang diduga berasal dari PT Semen Baturaja (PT SB).
Pantauan koran ini, hujan debu sangat pekat. Bahkan, mengganggu jarak pandang pengendara yang melintas di dalam wilayah Kota Baturaja. Debu-debu betebaran di jalan dan mengotori halaman dan kaca rumah warga.
“Penglihatan gelap sekali. Berbeda dengan hari biasanya. Saya kira embun. Tetapi setelah dilihat secara seksama, ternyata yang turun dari langit itu adalah debu semen,” kata Eko (30), warga Baturaja Timur.
Selain mengganggu jarak pandang, kata Eko, hujan debu tersebut juga membuat mata menjadi perih. “Saya berulang kali harus mengelap kacamata. Debu yang keluar dari cerobong asap PT SB kali ini lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa,” sambungnya.
Sementara Edo (28), warga Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur mengatakan, hujan debu bukan rahasia umum lagi. “Jika siang, cerobong asapnya terlihat normal dan tak ada hujan debu. Tapi saat malam hari, asap yang dikeluarkan sangat pekat,” tegas Edo.
Menanggapi hal itu, Kepala Biro Umum PT SB, Ardi SE, saat dikonfirmasi menjelaskan, ada kerusakan mesin di pabrik BUMD tersebut yang mengakibatkan volume debu menjadi lebih banyak dibandingkan saat normal. “Ya, benar semalam ada hujan debu, soalnya ada kerusakan mesin di pabrik kita,” katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, kerusakan mesin sudah bisa diatasi. “Dijamin tak ada hujan debu lagi ke perkampungan penduduk. Saat itu juga, langsung kami perbaiki dan sekarang sudah normal,” pungkasnya. (gsm/aba/ce4)
Pantauan koran ini, hujan debu sangat pekat. Bahkan, mengganggu jarak pandang pengendara yang melintas di dalam wilayah Kota Baturaja. Debu-debu betebaran di jalan dan mengotori halaman dan kaca rumah warga.
“Penglihatan gelap sekali. Berbeda dengan hari biasanya. Saya kira embun. Tetapi setelah dilihat secara seksama, ternyata yang turun dari langit itu adalah debu semen,” kata Eko (30), warga Baturaja Timur.
Selain mengganggu jarak pandang, kata Eko, hujan debu tersebut juga membuat mata menjadi perih. “Saya berulang kali harus mengelap kacamata. Debu yang keluar dari cerobong asap PT SB kali ini lebih banyak dibandingkan hari-hari biasa,” sambungnya.
Sementara Edo (28), warga Sukajadi, Kecamatan Baturaja Timur mengatakan, hujan debu bukan rahasia umum lagi. “Jika siang, cerobong asapnya terlihat normal dan tak ada hujan debu. Tapi saat malam hari, asap yang dikeluarkan sangat pekat,” tegas Edo.
Menanggapi hal itu, Kepala Biro Umum PT SB, Ardi SE, saat dikonfirmasi menjelaskan, ada kerusakan mesin di pabrik BUMD tersebut yang mengakibatkan volume debu menjadi lebih banyak dibandingkan saat normal. “Ya, benar semalam ada hujan debu, soalnya ada kerusakan mesin di pabrik kita,” katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, kerusakan mesin sudah bisa diatasi. “Dijamin tak ada hujan debu lagi ke perkampungan penduduk. Saat itu juga, langsung kami perbaiki dan sekarang sudah normal,” pungkasnya. (gsm/aba/ce4)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 17 Kosmetik Mengandung Bahan Berbahaya
Redaktur : Tim Redaksi