Dihajar Pajero, Suami-Istri dan Penunggang Ontel Tewas

Rabu, 22 Oktober 2014 – 09:49 WIB

jpnn.com - PEKANBARU  - Kecelakaan maut terjadi di Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Payung Sekaki, Selasa (21/10) pagi. Sebuah mobil Pajero Sport dengan nomor polisi BM 1555 SH yang dikemudikan RY (27), warga Jalan Dharma Bhakti, Payung Sekaki, menghantam sepeda motor Honda Supra X, BM 5617 TB dan pengendara sepeda ontel.

Akibat kecelakaan itu tiga orang tewas. Mereka adalah pengendara sepeda motor, Agustiar (47) yang berboncengan dengan istrinya Dasrini (41). Warga Jalan Waringin Payung Sekaki itu meninggal di tempat. Sementara pengendara sepeda ontel Nurbaili (66) yang keadaan kritis usai kejadian, akhirnya meninggal di Rumah Sakit Eka Hospital.

BACA JUGA: Berkas Tersangka Penghina Jogja Dinyatakan P21

Berdasarkan keterangan petugas Rumah Sakit Eka Hospital, Febri, Nurbaili meninggal pukul 13.53 WIB dan langsung dibawa keluarga korban. Sementara Agustiar dan Dasrini langsung dibawa ke RSUD Arifin Ahmad untuk dilakukan autopsi.

Informasi yang dikumpulkan Riau Pos (Grup JPNN.com) di lapangan, kronologis kejadian berawal dari mobil Pajero Sport yang dikendarai RY melaju kencang dari Jalan Durian menuju Jalan Soekarno-Hatta arah Mal SKA.

BACA JUGA: Sarapan Tongkol, Belasan Santri Keracunan

Sampai di seberang SPBU, mobil membanting setir ke kanan arah median jalan, kemudian melaju ke sisi sebelah kanan dan menabrak mobil box PKL tanpa nomor polisi. Setelah itu, Pajero itu menabrak pengendara sepeda ontel dan menabrak lagi pengendara sepeda motor Supra X yang menyeretnya sekitar 10-15 meter.

"Mobil Pajero tersebut kencang seperti terbang saat menabrak median jalan. Setelah itu langsung menabrak mobil box PKL. Bukannya berhenti, tapi malah menabrak pengedara sepeda ontel, dan membanting setir lagi ke kiri menabrak sepeda motor," ujar Uni, saksi mata yang melihat kejadian tersebut.

BACA JUGA: Gubernur Aceh Harus Bijak Respon Provinsi ALA-ABAS

Disebutkan Uni, setelah menabrak pengendara sepeda motor dan menyeretnya beberapa meter, barulah mobil Pajero itu berhenti. Uni lantas berteriak, bahwa ada orang tabrakan.

"Saya lihat pengendara sepeda motor tewas di tempat. Sedangkan pengendara sepeda ontel mengalami luka parah dan langsung dibawa ke rumah sakit," sebutnya.

Uni juga mengatakan kalau dia melihat pengendara Pajero Sport sempat melarikan diri.

"Tidak tahu ke mana. Ada yang bonceng, dia langsung pergi. Namun tidak lama kemudian, datang polisi dan saya lihat pelaku sudah bersama polisi," tuturnya.

Kepala Instalasi Kamar Mayat RSUD Arifin Ahmad, dr Erwin Taslim mengatakan, dari hasil otopsi untuk korban Agustiar, kondisi kepala pecah, kaki kiri patah, dan beberapa luka lainnya. Sementara Dasrini mengalami patah tulang rusuk, kaki sebelah kiri, tangan kanan dan beberapa bagian lainnya.

"Kepala korban yang pecah sudah kami rekonstruksi dan dijahit," ujar dr Erwin.

Sementara itu, saudara kandung Agustiar, Baron tidak menyangka hal tersebut terjadi kepada adik dan iparnya, karena sebelum kejadian dia sempat bertemu.

"Tidak ada tanda-tanda, namun mungkin ajal mereka yang sudah sampai. Kami harus ikhlas dan kami juga minta doa agar almarhum-almarhumah berada di tempat terbaik di sisi Allah SWT," terangnya.

Menurut Baron, kedua korban sudah dikebumikan pada Selasa (21/10) sore di tempat pemakaman umum dekat rumah duka.

"Kami memang bersedih. Tapi inilah kenyataannya, harus kami terima," tambahnya.

Untuk selanjutnya, kepada pelaku, pihak keluarga minta pertanggungjawaban karena korban meninggalkan dua anak yang masih di bawah umur.

"Anak pertama masih berumur 16 tahun dan kedua masih umur 10 tahun. Intinya kami meminta niat baik dari pelaku, karena kalau pun dituntut tidak ada gunanya. Yang sudah meninggal tidak akan bisa hidup lagi," sebutnya lagi.

Polresta Pekanbaru melakukan rekonstruksi atau olah tempat kejadian perkara (TKP) pada pukul 14.30 WIB yang dipimpin Kasat Lantas Polresta Pekanbaru, Kompol Zulanda. Olah TKP juga membawa pelaku yang saat itu memakai kaos berwarna merah dan celana jeans.

Dari hasil olah TKP sementara, Kompol Zulanda mengatakan, pengemudi Pajero Sport ini baru selesai melakukan fitnes. Setelah melaksanakan kegiatan kebugaran itu, dia langsung mengendarai kendaraan.

Dikatakannya, menurut informasi dari pelaku pada saat lampu merah di Jalan Durian dia sempat menelepon, tapi setelah itu teleponnya dimatikan dan berjalan secara normal.

"Namun kalau dilihat dari hasil olah TKP, kecepatannya cukup tinggi," ujar Zulanda.

Dari hasil cek urine, pelaku negatif menggunakan narkoba atau minuman keras. Faktor sementara kelelahan, sehingga dia tidak bisa lagi mengendarai kendaraan sebagaimana mestinya.  

"Selanjutnya, kami proses kejadian ini,’’ tuturnya.

Selain itu, pihaknya juga mengimbau kepada pengendara, hendaknya menjaga kondisi fisik dan kemudian yang menggunakan mobil jenis matic jangan menggunakan sandal dengan tapak besar. Sedangkan menurut pelaku RY, kejadian terjadi pada pukul 08.30 WIB. Dia tidak bisa mengendalikan mobil yang ia kendarai karena mau memotong kendaraan di depannya.

"Banting setir ke kanan arah median. Tidak tahu berapa kecepatan, mungkin sekitar 80 km/jam. Karena tidak bisa mengontrol, tidak tahu menabrak mobil box, lalu air bag keluar, kemudian menabrak pengendara sepeda ontel. Saya tidak tahu lagi setelah itu, apa yang ditabrak," ujarnya saat ditanya Kasat Lantas Kompol Zulanda.(h/riau pos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... UMK Mataram Ditetapkan Rp 1,4 Juta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler