jpnn.com, JAKARTA - Mobil-mobil asal Eropa masih memilki tempat di hati penduduk Indonesia.
Penjualan tujuh merek mobil asal Benua Biru, julukan Eropa, mengalami pertumbuhan cukup siginifikan pada Februari lalu.
BACA JUGA: Daftar Mobil Daihatsu dan Honda Paling Laris
Total pertumbuhan mencapai 12,66 persen dibandingkan Januari lalu.
Padahal, pabrikan-pabrikan itu terjepit dominasi mobil asal Jepang.
BACA JUGA: Honda Odyssey Tantang Alphard dan Elgrand
Tujuh merek mobil Eropa tersebut adalah Audi, BMW, Mercedes-Benz, Mini, Peugeot, Renault, dan VW.
Angka pertumbuhan pasar mobil asal Eropa itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pasar otomotif pada Februari sebesar 11,16 persen.
BACA JUGA: Intip Keistimewaan Honda CRF250 Rally
Berdasar data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan tujuh brand tersebut mencapai 496 unit pada Januari 2017.
Sedangkan pada Februari, angka penjualan mobil Eropa merangsek naik menjadi 628 unit.
Tak hanya bermain di kelas premium, beberapa merek mobil Eropa juga mulai menggarap pasar mobil murah.
Misalnya, Renault yang merilis Kwid, city car dengan harga setara mobil hijau LCGC.
Sales Head PT Indomobil Prima Niaga Cabang Surabaya Sanni Ariawan menyatakan, peluncuran Kwid membuat penjualan Renault pada awal tahun ini naik cukup signifikan daripada tahun lalu.
Kwid berusaha bertarung dengan Daihatsu Ayla, Toyota Agya, Honda Brio Satya, Datsun Go, maupun Suzuki Wagon.
’’Kwid bukan LCGC, namun completely built-up dari India. Perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dan India membuat mobil ini harganya bisa bersaing dengan LCGC,’’ terang Sanny, Selsa (21/3).
Total inden Kwid di Jatim mencapai 31 unit.
Angka tersebut melebihi penjualan Renault selama 2016 di Jatim sebesar 23 unit.
Jumlah itu terdiri atas Renault Duster sebanyak 22 unit dan Renault Koleos (1).
’’Tahun ini backbone kami adalah Duster, Kwid, dan Koleos. Setelah itu, nanti akan ada Megane dan Clio,’’ ujar Sanni.
Tantangan terbesar Renault adalah brand awareness.
Meski begitu, Renault cukup optimistis dengan penerimaan pasar lantaran kualitas brand Eropa selama ini mendapat kepercayaan kuat di masyarakat.
Inden terbesar justru tidak berasal dari Surabaya, tetapi dari Sidoarjo dan Gresik.
Branch Manager Astra BMW Surabaya Yopi Antonio menambahkan, mobil Eropa masih memiliki pasar sendiri di Indonesia.
Salah satu alasannya adalah pergantian model mobil Eropa mencapai tujuh tahun. Berbeda dengan mobil Jepang yang hanya dua tahun.
Selain itu, harga mobil Jepang di sejumlah kelas telah mendekati harga mobil Eropa.
Karena itu, penikmat kendaraan eksklusif cenderung memilih mobil dari Benua Biru. (vir/c19/noe)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Otomotif Bergairah, Inden Mobil Premium Mengular
Redaktur & Reporter : Ragil