Dikarantina, Daddies Merasa Waktu Berjalan Lambat, Makanan pun Diantar ke Kamar

Selasa, 17 Maret 2020 – 15:25 WIB
DADDIES: Mohammad Ahsan (kiri) dan Hendra Setiawan. Foto: Badminton Indonesia

jpnn.com, JAKARTA - Seluruh pemain Pelatnas Cipayung yang baru pulang dari turnamen All England 2020, termasuk Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan alias Daddies, sedang menjalani masa isolasi mandiri sejak tiba di Jakarta pada Minggu malam (15/3).

Jika biasanya mereka langsung menuju rumah masing-masing, kali ini Daddies harus kembali ke asrama Pelatnas Cipayung.

BACA JUGA: Pelatnas Cipayung Memberlakukan Peraturan Ketat Terkait Virus Corona

"Rasanya seperti anak asrama saja. Sudah lama sekali enggak jadi anak asrama, terakhir tahun 2012. Waktu terasa lambat. Sampai saat ini sih kegiatannya baru istirahat, makan dan tidur karena masih jet lag," kata Ahsan kepada Badminton Indonesia.

"Baru dua malam dan sudah ada rasa bosan sih. Namun ini yang terbaik dan saya jalani saja. Keselamatan yang utama. Lagi pula di rumah ada keluarga, anak-anak saya, lebih baik saya di sini dulu," ujar Hendra.

BACA JUGA: Pulang dari All England 2020, Praveen/Melati Cs Langsung Diisolasi 14 Hari

Berdasarkan Surat Edaran nomor 158/0.5/III/2020 yang diterbitkan PP PBSI perihal Peraturan Pencegahan Covid-19, tim All England 2020 diminta melakukan isolasi mandiri hingga tanggal 30 Maret 2020. Selama masa isolasi, kondisi mereka akan terus dipantau tim dokter PBSI yang bertugas.

Tim All England diminta menjaga kesehatan dan menghindari kontak fisik dengan atlet lain, baik sesama atlet All England maupun atlet yang lainnya. Semua diimbau melakukan social distancing dengan jarak minimal satu meter dengan atlet lain.

BACA JUGA: Sayang, Daddies Tumbang

"Memang enggak boleh banyak kontak fisik sesama atlet, paling ketemu di ruang tengah asrama. Makanan pun diantar ke kamar. Kalau kontak sesama tim All England juga dijaga, jaraknya minimal satu meter. Kalau ditanya khawatir, ya rasa khawatir pasti ada," ungkap Ahsan.

Ahsan juga sementara harus menahan rasa rindu dengan keluarganya. Ia hanya bisa berkomunikasi dengan istri dan anak-anaknya lewat video call.

"Kerjaannya selama karantina itu makan, tidur, nonton film, main game dan diulangi lagi semuanya dari awal. Makanan juga diantar dari kantin ke kamar, enggak makan di ruang makan," cerita Hendra.

Baik Hendra maupun Ahsan sama-sama berharap pandemi Covid-19 segera berakhir. Wabah virus Corona yang menyebar ke seluruh dunia menyebabkan sejumlah turnamen terpaksa dibatalkan di antaranya Swiss Open, India Open, Malaysia Open dan Singapore Open.

Hal ini tentunya membawa pengaruh pada proses kualifikasi jelang Olimpiade Tokyo 2020 yang rencananya akan digelar pada Juli mendatang. Bahkan muncul spekulasi bahwa olimpiade akan ditunda atau dibatalkan jika wabah Covid-19 masih menjadi ancaman.

"Semoga cepat berakhir pandeminya, saya enggak mikirin soal olimpiade, yang penting sehat dulu saja," tutur Hendra.

"Harapan saya sih yang terbaik saja untuk semua, apa pun keputusannya nanti," pungkas Ahsan.  

Daddies bersama sejumlah pemain dari Birmingham merupakan rombongan pertama. Pemain rombongan kedua yakni Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Marcus Fernaldi/Kevin Sanjaya merupakan rombongan kedua yang dijadwalkan mendarat di Jakarta Selasa (17/3) malam. (bi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler