Pengusaha ternama Frank Lowy melontarkan penilaian pedas terhadap iklim politik Australia saat ini. Dia menyebut rentetan pergantian kepemimpinan politik tak dapat diterima dan mengingatkan agar demokrasi "dijaga secara hati-hati".
"Memiliki lima perdana menteri dalam lima tahun, tak dapat diterima," ujarnya di hadapan tokoh politik dan bisnis Australia pada Kamis (13/9/2018) malam.
BACA JUGA: Usia Tertuduh Apakah Sudah 18 Tahun Diperdebatkan di Pengadilan Australia
"Demokrasi harus dipupuk dan diperlakukan secara hati-hati," tambahnya.
Frank Lowy, salah satu pendiri raksasa pusat perbelanjaan Westfield, menyampaikan pidatonya pada ulang tahun ke-15 Lowy Institute, sebuah lembaga pemikir ternama di Australia.
BACA JUGA: Gereja Katolik Jerman Lecehkan Ribuan Anak-anak Selama 70 Tahun
Lowy menyebut pembangunan bangsa sebagai "tugas berat" namun menurutnya berada pada posisi teratas malah menjadi lebih sulit.
Pria berusia 87 tahun itu mengkritik kecenderungan bangsa ini terhadap imigran, dan memuji kiprah mantan Menlu Julie Bishop.
BACA JUGA: Ciutan PM Scott Morrison Picu Kritik
Julie Bishop sendiri menggambarkan Lowy sebagai "salah satu warga negara terbaik" dan mengatakan kisahnya mencerminkan "kebenaran klasik dari nasib baik kita sebagai sebuah bangsa". Photo: Julie Bishop menyatakan Australia bisa dikatakan negara multikultural paling sukses di dunia. (ABC News)
Lowy tiba di Australia pada usia 21 bersama saudaranya setelah melarikan diri dari Perang Dunia II di Eropa. Dia menyebut dirinya sebagai "manusia perahu" yang melarikan diri ke Palestina.
Dia mengatakan selama hampir 70 tahun hidup di Australia, telah mengalami negara ini terbuka untuk ide-ide baru, namun merasa sentimen tersebut telah menurun.
"Saya pikir kita bergerak ke arah yang salah," katanya. "Kita seharusnya membicarakan target, bukan topi."
"Sekarang karena perbatasan kita sudah aman, saya yakin kita bisa ambisius dalam soal imigrasi dan bermurah hati terhadap pengungsi yang datang melalui proses yang ada," katanya.
Dia juga menyoroti pemimpin AS yang bisa dibilang sekutu paling penting Australia.
Menurut Lowy, masa depan hubungan Australia dengan Amerika Serikat lebih dalam daripada sosok yang kini duduk di Gedung Putih.
"Saya menyesal bahwa Trump tak melihat keuntungan besar yang mengalir ke Amerika dari aliansi dan sistem perdagangan global," katanya.
"Dan secara pribadi, sesuai pengalaman hidupku, saya merasa lebih nyaman ketika presiden Amerika Serikat adalah pendukung demokrasi, bukan sahabat para pemimpin otoriter," ujarnya.
"Aliansi kita bukan dengan pemerintahan Trump, melainkan dengan Amerika Serikat," ujar Lowy.
Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Temuan Jarum Jahit Dalam Buah Stroberi Kemasan Dari Supermarket