jpnn.com - PSI menuai kritik lantaran terus menyerang partai-partai nasionalis, termasuk yang berada di barisan pendukung Jokowi - Ma'ruf Amin. Sebagian pihak menganggap manuver partai anyar itu kasar, tidak etis, dan berpotensi merugikan Jokowi serta PSI sendiri.
Namun, peneliti senior Forum Masyarakat Pemantau Parlemen Indonesia (Formappi) Lucius Karus berpandangan bahwa strategi PSI sukses besar. Bahkan serangan balik yang muncul pun menguntungkan partai pimpinan Grace Natalie itu.
BACA JUGA: Jelang Pemilu 2019, Pemkab Bekasi Bersama KPU Gelar Rapat Koordinasi
"Tentu saja ini menguntungkan secara politis, karena sebagai partai baru, PSI memang punya kepentingan untuk dikenal luas oleh pemilih dan karenanya bisa berharap dipilih pada Pemilu 2019," kata Lucius, Rabu (13/3).
BACA JUGA: NasDem: PSI Jangan Merasa Paling Hebat
BACA JUGA: PSI Berpotensi Lakukan Bunuh Diri Politik
Lucius mengatakan, Pemilu 2019 yang digelar serentak membuat perhatian masyarakat kepada partai politik dan calon anggota legislatif meredup. Perhatian masyarakat hanya fokus pada capres dan cawapres.
Sayangnya, lanjut Lucius, partai-partai lama justru menikmati situasi ini. Mereka tidak perlu repot-repot menyajikan visi misi dan janji politik kepada masyarakat. Tapi PSI tidak melakukan itu.
"Sepak terjang Grace dan PSI memperlihatkan warna yang berbeda. Ini menguntungkan mereka karena di tengah gemuruh pilpres, PSI muncul sebagai partai dengan visi, misi dan program khas partai mereka," katanya.
BACA JUGA: Politikus PDIP Sarankan Grace PSI Minta Maaf Secepatnya
BACA JUGA: Politikus PDIP Sarankan Grace PSI Minta Maaf Secepatnya
Selain itu, melihat keberanian PSI menyasar rekan koalisi, Lucius menduga partai anak muda itu serius dengan pesan yang mereka sampaikan. "Ini nampaknya bukan sekadar jargon politik ala masa kampanye. Ketika mereka juga mempertaruhkan teman sekoalisi artinya suara yang disampaikan tak sekedar basa-basi," katanya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ah, Masa Elektabilitas PAN Tinggal 1 Persen?
Redaktur & Reporter : Adil