Pemerintah beralasan, jika Pegadaian go public akan mengubah misi perseroan untuk membantu masyarakat kecil. Dikhawatirkan, perusahaan akan cenderung mencari keuntungan semata daripada menolang rakyat.
Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan mengatakan, dalam rapat Komite Privatisasi tersebut Menko Perekonomian dan Menteri Keuangan menyampaikan pandangan yang “sinis” terhadap rencana IPO Pegadaian. Oleh karena itu, diputuskan untuk ditunda supaya ada pemikiran yang lebih matang. Mengingat perusahaan plat merah tersebut untuk membantu rakyat kecil. Jangan sampai perseroan jatuh ke perusahaan yang berorientasi lama. Karena, misi pemerintah adalah menolong masyarakat.
"Menurut pendapat saya kelihatan iklimnya tidak jadi. Karena Pegadaian untuk rakyat kecil, rakyat yang sangat membutuhkan. Takutnya kalau jadi perusahaan publik orientasinya laba yang lebih tinggi lagi, laba yang lebih tinggi lagi. Lama-lama orang susah jadinya. Saya setuju akhirnya," ungkap Dahlan usai rapat Komite Privatisasi di Kantor Menko Perekonomian, Jakarta, Selasa (31/1).
Mengenai kebutuhan dana yang besar untuk perusahaan, lanjut Dahlan, dapat dicari tanpa harus menjual saham. Banyak skema yang dapat dipakai untuk menarik dan dari pihak lain. Misalnya menerbitkan obligasi atau meminjam ke bank.
Kalau kemampuan untuk mengeluarkan obligasi kurang, tambah mantan CEO Jawa Pos tersebut, perseroan dapat melakukan revaluasi aset terlebih dahulu. Dengan langkah tersebut kemungkinan untuk mencari obligasi akan lebih besar lagi. Karena, Pegadaian merupakan perusahaan yang sangat bagus dalam hal keuangan maupun kinerja perusahaan."Banyak jalan yang bisa ditempuh. Manajemen suruh cari. Kami kasih keleluasaan ke manajemen. Masa kita yang cari, mereka kerjanya apa," kata Dahlan. Bagi Dahlan, sebaiknya tidak semua BUMN besar dan bagus kinerjanya harus melakukan IPO. Ada baiknya, perusahaan tersebut mengalihkan rencananya untuk menolong masyarakat kecil
.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah mempunyai pertimbangan lain sehingga menolak rencana IPO Pegadaian. Bukan karena perusahaan tidak sehat tapi mengingat fungsi Pegadaian tersebut."Perseroan sangat sehat. Di samping misi tidak sekedar profit semata, tapi ada hal yang jadi perhatian kita. Sambil mencari solusi terbaik. Aset besar perlu kita lihat,” tegas Hatta.
Menurut Hatta, dari 9 BUMN yang diajukan untuk melakukan privatisasi, hanya 5 yang disetujui. 3 perusahaan akan dilepas dengan strategic sales, 1 perusahaan melakukan IPO, dan 1 lagi melakukan right issue. Tapi, tim juga memberikan sejumlah catatan. Untuk PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) disetujui strategic sale dengan menerbitkan saham baru. Ke depan Indonesia akan mengembangkan industri telekomunikasi nasional.
Kemudian, PT Industri Pangan juga dengan strategic sale. Diutamakan ke BUMN yang bisa mengelola aset dengan baik. PT Industri Gelas akan menjadi salah satu anak perusahaan BUMN yang tepat mengakuisisinya. PT Semen Baturaja akan melakukan IPO maksimal 30 persen untuk pengembangan perusahaan.
"Kami akan setujui setelah mereka menyelesaikan masalah dengan PT RDI dan sengketa lahan dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Bank BTN disetujui right issue dan didorong sebaik mungkin untuk public offering. Jumlahnya 12-14 persen," kata Hatta. (cdl)
BACA ARTIKEL LAINNYA... CFK Suplai Listrik 1x50 MW ke Kaltim
Redaktur : Tim Redaksi