KROYA-Lebih dari 400 pedagang asongan kereta api Kroya nyaris ngamuk saat dilarang masuk ke peron stasiun Besar Kroya, Jum’at (15/3). Bahkan sempat terjadi aksi dorong hingga menyebabkan pintu teralis peron rusak dan dagangan milik asongan yang tumpah.
Puluhan anggota Polsuska yang sedianya menghadang pedagang asongan, akhirnya jebol oleh desakan pedagang asongan yang mulai terlihat kesal. Begitu masuk ke stasiun ratusan pedagang langsung menghambur ke peron. Kereta api Kutojaya Selatan jurusan Kutoarjo-Kiaracondong yang masuk Stasiun Besar Kroya sekira pukul 09.39 sempat tertahan karena ratusan pedagang asongan memblokade rel.
Kereta yang harusnya berangkat pukul 09.44 harus menunggu jalur rel bebas dari pedagang. Sempat terjadi debat antara pedagang asongan dan pihak PT KAI Daop V Purwokerto. Bahkan puluhan anggota Polsuska dibantu Brimob dan kepolisian serta TNI mencoba menghalau pedagang asongan yang sudah mulai emosi.
“Wis siki dari pada dewek mati ora mangan sebab ora olih dagang nang stasiun men mati neng rel sekalian, aja sing kon nggolet duit wong sing gede-gede tok, “teriak Sanis dan ratusan pedagang lainnya.
Aksi tersebut menjadi perhatian para penumpang kereta dan khawatir jika kereta sampai tertahan sehingga akan terlambat sampai di tempat. Pejabat PT KAI Daop V Purwokerto Sudargo, Windar dan juga Humas PT KAI Daop V Purwokerto Zakaria meminta agar pedagang memberi jalan kereta yang akan lewat
Setelah melalui negoisasi agar pedagang “membebaskan” kereta api Kutojaya Selatan untuk melanjutkan perjalan agar penumpang tidak terganggu berhasil pedagang pun minggir. Namun pedagang yang masih dalam keadaan emosi nyaris menghakimi salah satu petugas bernama Dikam hingga terjadi aksi kejar-kejaran.
Beruntung Dikam yang lari meloloskan diri dari kejaran pedagang asongan langsung masuk ke kantor pengatur perjalanan kereta. Setelah situasi agak reda dilakukan musyawarah antara pedagang asongan dengan PT KAI namun hasilnya menemui jalan buntu. Pedagang minta agar tetap diizinkan k berdagang ke peron dan kereta api kelas ekonomi sementara PT KAI Daop V Purwokerto tetap kukuh pada pendiriannya menjalankan aturan dengan melarang selain penumpang yang bertiket dan petugas kereta berada di peron.
“Pedagang asongan sedang kita upayakan untuk mendapatkan bantuan modal sehingga bagi pedagang yang memilih untuk tidak mengasong lagi bisa usaha lain,”kata Zakaria Humas Daop V Purwokerto. Ketua Pedagang Asongan Kroya (ASOKA) Topan Aji mengatakan, tuntutan pedagang hanya satu tetap diizinkan berdagang di dalam stasiun dan akan patuh terhadap aturan untuk tidak berdagang di kereta api bisnis.
“Sampai kapanpun tuntutannya itu karena ini menyangkut urusan perut ratusan pedagang maka pedagang akan mempertahankannya,”tandas dia. Bahkan menurutnya pedagang asongan akan mengerahkan lebih banyak lagi ke stasiun jika pedagang dilarang berdagangdi stasiun. Topan menjelaskan pedagang bukan hanya akan datangs ediri namun akan datang bersama anggota kelaurganya yang selama ini makan dari hasil mengasong.
“Karena ini memang urusan perut sehingga anak sitri saudara akan turut serta memperjuangkan pedagang asongan,”tegasnya. Hingga pukul 11.00 siang belum ada keputusan antara kedua belah pihak. Kapolsek Kroya AKP Noor Yadhi SH MH yang ikut turun menenangkan pedagang kemudian meminta agar pedagang yang hari ini tidak berdagang untuk pulang ke rumah.
“Kita minta pedagang yang tidak berdagang untuk pulang kerumah, sambil menunggu besok hasil dari konsultasi ke Bupati,”kata dia. Hal itu dikatakan Kapolsek setelah melakukan komunikasi dengan pihak PT KAI. Meski sempat alot, namun pedagang akhirnya menurut. Namun pedagang kembali mengancam jika hanya janji-janji kosong maka pedagang tak akan segan untuk melakukan aksi yang lebih besar. (yan)
Puluhan anggota Polsuska yang sedianya menghadang pedagang asongan, akhirnya jebol oleh desakan pedagang asongan yang mulai terlihat kesal. Begitu masuk ke stasiun ratusan pedagang langsung menghambur ke peron. Kereta api Kutojaya Selatan jurusan Kutoarjo-Kiaracondong yang masuk Stasiun Besar Kroya sekira pukul 09.39 sempat tertahan karena ratusan pedagang asongan memblokade rel.
Kereta yang harusnya berangkat pukul 09.44 harus menunggu jalur rel bebas dari pedagang. Sempat terjadi debat antara pedagang asongan dan pihak PT KAI Daop V Purwokerto. Bahkan puluhan anggota Polsuska dibantu Brimob dan kepolisian serta TNI mencoba menghalau pedagang asongan yang sudah mulai emosi.
“Wis siki dari pada dewek mati ora mangan sebab ora olih dagang nang stasiun men mati neng rel sekalian, aja sing kon nggolet duit wong sing gede-gede tok, “teriak Sanis dan ratusan pedagang lainnya.
Aksi tersebut menjadi perhatian para penumpang kereta dan khawatir jika kereta sampai tertahan sehingga akan terlambat sampai di tempat. Pejabat PT KAI Daop V Purwokerto Sudargo, Windar dan juga Humas PT KAI Daop V Purwokerto Zakaria meminta agar pedagang memberi jalan kereta yang akan lewat
Setelah melalui negoisasi agar pedagang “membebaskan” kereta api Kutojaya Selatan untuk melanjutkan perjalan agar penumpang tidak terganggu berhasil pedagang pun minggir. Namun pedagang yang masih dalam keadaan emosi nyaris menghakimi salah satu petugas bernama Dikam hingga terjadi aksi kejar-kejaran.
Beruntung Dikam yang lari meloloskan diri dari kejaran pedagang asongan langsung masuk ke kantor pengatur perjalanan kereta. Setelah situasi agak reda dilakukan musyawarah antara pedagang asongan dengan PT KAI namun hasilnya menemui jalan buntu. Pedagang minta agar tetap diizinkan k berdagang ke peron dan kereta api kelas ekonomi sementara PT KAI Daop V Purwokerto tetap kukuh pada pendiriannya menjalankan aturan dengan melarang selain penumpang yang bertiket dan petugas kereta berada di peron.
“Pedagang asongan sedang kita upayakan untuk mendapatkan bantuan modal sehingga bagi pedagang yang memilih untuk tidak mengasong lagi bisa usaha lain,”kata Zakaria Humas Daop V Purwokerto. Ketua Pedagang Asongan Kroya (ASOKA) Topan Aji mengatakan, tuntutan pedagang hanya satu tetap diizinkan berdagang di dalam stasiun dan akan patuh terhadap aturan untuk tidak berdagang di kereta api bisnis.
“Sampai kapanpun tuntutannya itu karena ini menyangkut urusan perut ratusan pedagang maka pedagang akan mempertahankannya,”tandas dia. Bahkan menurutnya pedagang asongan akan mengerahkan lebih banyak lagi ke stasiun jika pedagang dilarang berdagangdi stasiun. Topan menjelaskan pedagang bukan hanya akan datangs ediri namun akan datang bersama anggota kelaurganya yang selama ini makan dari hasil mengasong.
“Karena ini memang urusan perut sehingga anak sitri saudara akan turut serta memperjuangkan pedagang asongan,”tegasnya. Hingga pukul 11.00 siang belum ada keputusan antara kedua belah pihak. Kapolsek Kroya AKP Noor Yadhi SH MH yang ikut turun menenangkan pedagang kemudian meminta agar pedagang yang hari ini tidak berdagang untuk pulang ke rumah.
“Kita minta pedagang yang tidak berdagang untuk pulang kerumah, sambil menunggu besok hasil dari konsultasi ke Bupati,”kata dia. Hal itu dikatakan Kapolsek setelah melakukan komunikasi dengan pihak PT KAI. Meski sempat alot, namun pedagang akhirnya menurut. Namun pedagang kembali mengancam jika hanya janji-janji kosong maka pedagang tak akan segan untuk melakukan aksi yang lebih besar. (yan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Turun Gunung, Pastikan Program untuk Daerah tak Disunat
Redaktur : Tim Redaksi