Dilema Pengusaha: Biaya Melambung, Harga Susah Dinaikkan

Kamis, 04 Oktober 2018 – 02:28 WIB
Ilustrasi industri makanan. Foto: Jawa Pos/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengusaha berada di posisi terjepit akibat nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.

Mereka harus mempersempit margin keuntungan karena daya beli masyarakat belum stabil.

BACA JUGA: Pengusaha Jawa Timur Hadapi Masalah Ikut OSS

”Cost-nya naik, tapi harga tidak bisa dinaikkan,” ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, Selasa (2/10).

Pelaku usaha pun dipaksa memutar otak supaya tak merugi. Saat ini, menurut Hariyadi, pengusaha sedang gencar melakukan efisiensi di segala bidang.

BACA JUGA: Pengusaha yang Merindukan Orba, Silakan Masuk Berkarya

“Jadi, produksi turun, efisiensi di tempat-tempat lain juga akan dilihat lagi. Semua pengeluaran akan di-review,” kata Hariyadi.

Hariyadi berharap pelemahan nilai tukar rupiah hanya sementara.

BACA JUGA: Dua Penembak Pengusaha di Penjaringan Dibekuk

Saat ini depresiasi dipengaruhi faktor eksternal. Karena itu, diharapkan ada titik koreksi yang lebih baik.

”Pada dasarnya, perekonomian sampai saat ini masih tumbuh dengan baik. Jadi, saya yakin ini sifatnya hanya temporary,” tutur Hariyadi.

Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengatakan, kebanyakan pabrikan mamin sangat merasakan dampak kenaikan harga bahan baku karena nilai tukar USD. Khususnya yang berskala menengah dan besar.

”Beberapa bahan baku untuk makanan dan minuman masih banyak mengandalkan impor seperti susu, gula, dan garam,” ujar Adhi.

Dalam kondisi tersebut, ungkap Adhi, pelaku usaha kebanyakan memilih tidak menaikkan harga meski naiknya bahan baku dikhawatirkan bakal menurunkan omzet penjualan.

Menurut dia, apabila penjualan mengalami penurunan yang disebabkan kenaikan harga jual, itu bakal memperberat industri makanan dan minuman dalam negeri.

”Sebagai upaya untuk menekan penurunan margin yang lebih dalam, pabrikan mamin memilih melakukan efisiensi dan menahan pengeluaran yang bisa ditunda,” ucap Adhi. (agf/c20/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Generasi Milenial Terus Didorong Jadi Pengusaha


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Pengusaha   Apindo  

Terpopuler