Tasia Seger (26) dan Gracia Seger (25) telah berhasil menjuarai lomba memasak My Kitchen Rules (MKR) 2016 di Australia. Sepanjang perlombaan yang berlangsung selama 5 bulan, Tasia dan Gracia dikenal dengan saus khas Indonesia yang begitu nikmat.
Bahkan, di beberapa babak, masakan Indonesia yang dibuat Tasia dan Gracia mendapat pujian dari para juri yang begitu mengagumi citarasa masakan keduanya. Sejak awal perlombaan, dua bersaudara itu selalu memasak masakan Indonesia dengan bumbu-bumbu yang rumit. Ternyata hal itu mencuri hati para juri.
BACA JUGA: Jaringan Kampus Australia Bantu Indonesia Cetak 5000 Doktor
Salah satu hal yang selalu dipuji para juri adalah saus buatan Tasia dan Gracia yang bisa membuat masakan menjadi sangat nikmat ketika disajikan. Hal tersebut dianggap keduanya sebagai peluang bisnis.
"Kami sekarang punya brand saus sendiri. Jadi kami membuat beberapa saus masakan khas Indonesia," kata Tasia saat diwawancarai detikcom dan 2 media lain yang difasilitasi Australia Plus ABC International pada Juni 2016 lalu.
BACA JUGA: Biarawati di Melbourne Rayakan HUT ke-100
Meski baru beberapa bulan berjalan, namun keduanya sudah kebanjiran pesanan saus. Bahkan, Tasia dan Gracia sampai kewalahan melayani pesanan.
Saat ini, mereka harus membuat sendiri bumbu-bumbu racikan itu. Tasia dan Gracia belum bisa mempercayakan kepada orang lain untuk meracik bumbu.
BACA JUGA: Biarawati di Melbourne Rayakan HUT ke-100
"Kami kan membuka pesanan dengan sistem online, itu kadang sampai kerepotan juga saat pesanan banyak. Sementara kemampuan produksi kami kan terbatas, karena cuma 4 tangan," tutur Gracia.
Produk yang paling laris adalah suas sate buatan mereka. Saus sate ini yang pernah mendapatkan puja-puji dari dewan juri saat mereka menyajikan sate ayam di MKR.
Awalnya, mereka berdua hanya berniat menjual bumbu sate saja. Namun, beberapa konsumen memesan racikan bumbu lain seperti rendang dan lainnya. Gracia mengaku banyak belajar dari Oma-nya di Jakarta. (Foto: Ikhawanul Khabibi/detik.com)
Tasia dan Gracia mengisahkan, tak mudah berbisnis saus di Australia. Sangat sulit mendapatkan izin usaha makanan di negeri kangguru tersebut. Berbagai tes harus dilewati hingga akhirnya dinyatakan produk saus buatannya layak jual.
"Awalnya sangat sulit untuk mengurus izinnya, harus ada uji laboratorium dan lain-lain sehingga dinyatakan produk buatan kami layak konsumsi," jelas Tasia.
Kakak beradik inipun menginginkan membuat lebih banyak varian saus khas Indonesia. Oleh karena itu, mereka berdua akan berkeliling Indonesia untuk mempelajari berbagai bumbu untuk membuat masakan khas Indonesia yang nikmat.
"Bulan depan kami pulang ke Indonesia, mau keliling belajar bikin bumbu. Ya siapa tahu dapat sponsor juga," canda Tasia disusul tawa lepas.
Dalam waktu dekat, mereka berdua akan meluncurkan brand produk mereka. Tasia dan Gracia belum mau memberikan bocoran nama brand mereka. Menurutnya, nantinya akan ada website khusus yang dibuat untuk memasarkan bumbu-bumbu racikan buatan mereka.Mengusung Kuliner Nusantara
Keduanya kini kerap diundang memasak di private party di sana. Mereka tetap konsisten mengusung kuliner Nusantara.
"Sekarang banyak permintaan untuk memasak di private party, jadi aku dan Grace masak di depan mereka. Ya tetap masak masakan Indonesia," kata Tasia.
Saat diwawancara, Tasia dan Gracia juga tengah memasak bakmi khas Indonesia. Mereka bercanda gurau selama memasak.
Masakan Indonesia sudah menjadi pilihan bagi dua bersaudara itu. Sejak kecil, Tasia dan Gracia sudah menikmati enaknya masakan Indonesia yang dibuat nenek mereka di Jakarta. "Awalnya sulit mengurus izin," kata Tasia mengenai bisnis saus khas Indonesia yang dirintisnya bersama Gracia. (Foto: Ikhwanul Khabibi/detikcom)
Kini, meski sudah lama tinggal di Melbourne, Tasia dan Gracia tetap bisa menikmati masakan Indonesia yang dibuat sang ibu. Belajar masakan Indonesia sejak kecil membuat mereka berdua yakin bahwa makanan khas Indonesia bisa diterima semua orang.
"Aku banyak belajar dari oma di Jakarta. Kalau di rumah, mama banyak mengajarkan kami berbagai masakan Indonesia, termasuk bagaimana harus membuat saus dan bumbu yang tepat," ujar Gracia.
Sejak awal mengikuti My Kitchen Rules, Tasia dan Gracia selalu menyajikan masakan Indonesia. Rasa yang kuat dari masakan-masakan Indonesia yang disajikan ternyata menjadi jalan yang membawa mereka ke tangga juara.
"Awalnya untuk beberapa makanan seperti rendang kami kurangi bumbunya agar tidak terlalu kuat rasanya, kemudian untuk masakan pedas kami juga kurangi rasa pedasnya. Namun malah kami diprotes juri dan mereka malah lebih suka rasa yang original Indonesia," jelas Tasia.
Salah satu kekuatan mereka di perlombaan itu adalah pada bumbu. Tasia dan Gracia sangat hafal semua jenis bumbu untuk masakan Indonesia. Kerumitan membuat bumbu masakan khas Indonesia menjadi nilai plus bagi mereka. Bahkan, pada suatu waktu, seorang juri yang merupakan chef terkenal di Australia sangat kagum dengan bumbu sate buatan mereka. Padahal bagi orang Indonesia bumbu sate termasuk bumbu yang sederhana.
"Sekarang yang penting kami membuat masakan Indonesia dengan tampilan yang cantik. Ternyata itu diterima orang di sini," tutur Gracia.
Kini, banyak permintaan yang datang ke Tasia dan Gracia untuk memasak di berbagai private party. Hampir setiap minggu, mereka berdua berkeliling Australia untuk memenuhi undangan memasak.
Nama mereka yang semakin dikenal menjadi hal yang mempermudah Tasia dan Gracia untuk mempromosikan masakan Indonesia. Di manapun mereka diundang memasak, pasti selalu masakan Indonesia yang disajikan.
Meskipun sudah terkenal sebagai juru masak, Tasia dan Gracia belum tertarik membuat restoran khusus masakan Indonesia di Australia. Mereka mengaku masih butuh banyak belajar berbagai masakan Indonesia sebelum memutuskan untuk membuka restoran.
"Bulan depan kami akan pulang ke Indonesia, mau belajar berbagai masakan di berbagai daerah di Indonesia," ungkap Tasia. Gracia dan Tasia sedang menyiapkan bahan-bahan bakmi. (Foto: Ikhwanul Khabibi/detik.com) Dimasakkan Bakmi
Kini, setelah menjadi juara MKR 2016, dua gadis asal Jakarta itu dikenal sebagai celebrity chef yang cukup terkenal di Australia. Mereka sering diminta untuk memasak di berbagai private party yang digelar orang-orang kaya Australia. Meski memasak di private party orang Australia, Tasia dan Gracia tetap memasak masakan Indonesia.
Di tengah kesibukannya, Tasia dan Gracia mau menemui detikcom dan 2 media lain di Melbourne yang difasilitasi Australia Plus ABC International pada Juni 2016 lalu. Tak hanya bertemu, Tasia dan Gracia bahkan memasakkan makanan spesial untuk kami. Apa itu?
Sore hari di awal bulan Juni, Tasia dan Gracia mendatangi apartemen kami di kawasan Southbank, Melbourne. Sebelumnya memang kami telah janjian untuk bertemu dan kakak beradik itu menjanjikan akan membuatkan masakan spesial khusus bagi kami.
Saat tiba di apartemen, Tasia dan Gracia sudah membawa dua kantong plastik berisi bahan makanan. Tanpa memberi tahu kami apa yang akan dimasak, dua bersaudara itu menanyakan alat masak apa saja yang ada di apartemen.
Setelah melihat-lihat alat masak apa saja yang tersedia, dua gadis itu langsung mengenakan apron putih bertuliskan Tasia & Gracia. Barulah Tasia memberi tahu masakan apa yang akan dibuat.
"Aku mau bikin bakmi, sebenarnya biasa banget ya buat orang Indonesia. Tapi kan bisa buat obat kangen kalian sama Jakarta," kata Tasia dengan sangat ramah.
Berbagai bahan langsung disiapkan di atas meja masak. Gracia langsung mengambil panci dan memanaskan air. Sementara Tasia langsung memotong-motong sayur, ayam dan beberapa bahan lain.
Gracia lalu mengambil beberapa bungkus mie yang dibelinya dari pasar tradisional di Melbourne. Mi langsung dimasukkan ke dalam air yang sudah mendidih. Sementara Tasia masih asyik memotong-motong bahan pelengkap lain.
Di sela memasak, Tasia dan Gracia kadang terlibat pertengkaran kecil. Mereka berdebat soal masakan dan pembagian tugas saat memasak. Menurut keduanya, pertengkaran kecil hampir terjadi setiap hari di dapur ketika mereka memasak.
Tasia sempat bercerita pengalamannya saat mengikuti ajang My Kitchen Rules. Saat memasang di ajang itu, mereka berdua tak jarang sering berdebat panjang dan bertengkar soal masakan. Namun mereka bertengkar menggunakan Bahasa Indonesia sehingga para juri tidak paham apa yang sedang diributkan. Salah satu kekuatan mereka di perlombaan itu adalah pada bumbu. Tasia dan Gracia sangat hafal semua jenis bumbu untuk masakan Indonesia. (Foto: Ikhwanul Khabibi/detik.com)
Bahan-bahan pelengkap nampak sudah siap dimasak. Tasia lalu memanaskan minyak goreng di atas wajan. Dia memberi sedikit tips soal memasak.
"Sekarang kita mau goreng bawang, ini aku kasih tips, kalau goreng bawang, masukkan saat minyaknya belum panas. Jadi hasilnya bawang goreng akan renyah dan nggak gosong," jelasnya.
Di sisi lain, Gracia terlihat sibuk memasak bahan pelengkap bakmi. Potongan daging ayam, daun bawang dan beberapa bahan lain lalu dimasaknya.
Setelah itu, Tasia terlihat menggoreng pangsit. Satu demi satu pangsit digorengnya dan hasilnya semuanya pas, tidak ada yang gosong.
"Tapi ini kalau misalkan nggak seenak di rumah maaf ya, karena beberapa bahan nggak ada di sini. Jadi harus beli yang kalengan," tutur Gracia merendah.
Sambil memasak, dua bersaudara itu terus mengobrol dengan kami. Sesekali Tasia dan Gracia bercanda dengan logat Jakarta. "Sampai sekarang kita masih bisa ngomong lo-gue, jadi bercandaan Jakarta pasti kami tahu. Yang baru ada apa itu namanya 'Baper' ya?" ujar Gracia.
Tak sampai 30 menit, masakan pun sudah siap dihidangkan. Tasia bertugas untuk menata makanan agar terlihat elok. Sesekali, Gracia mengolok-olok tatanan makanan yang dibuat Tasia.
"Tu lihat aja platting Tasia (sambil menunjuk piring), berantakan kan, gimana aku nggak cerewet," kata Gracia disusul tawa.
Tasia dan Gracia menyiapkan enam porsi bakmi. Setiap porsi bakmi lengkap berisi mie, ayam, bakso, sayuran dan pangsit goreng.
Lalu bagaimana rasanya?
Tentu saja sangat nikmat, rasanya sangat pas, tidak keasinan dan begitu gurih. Bakmi buatan Tasia dan Gracia berhasil sedikit mengobati kekangenan kami pada makanan di Indonesia.
Lihat Artikelnya di Australia Plus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Sukses Fotografer Otodidak asal Indonesia