Diminta Matikan Hape, Pukul Pramugari

Kepala BKPMD Babel Tersangka

Jumat, 07 Juni 2013 – 06:58 WIB
JAKARTA - Tindakan arogan dilakukan seorang pejabat Pemerintah Provinsi Bangka Belitung. Akibat tidak senang disuruh mematikan handphone (Hape), Kepala Dinas Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah (BKPMD) Bangka Belitung, Zakaria Umarhadi memukul dan memaki seorang pramugari Sriwijaya Air.

"Kejadiannya Rabu (5/6) malam saat penerbangan dari Jakarta ke Pangkal Pinang. Pejabat itu (Zakaria-red) memukul dan memaki-maki pramugari kita karena sebelumnya diminta mematikan handphone. Sudah kita laporkan ke polisi," ujar Senior Corporate Communication Sriwijaya Air, Agus Soedjono saat dihubungi kemarin (6/6).      

Agus menuturkan, seperti biasa pramugari berkeliling untuk mengecek kesiapan penumpang, seperti pemasangan sabuk (seatbelt) dan posisi kursi. Pada saat itu semua penumpang sudah masuk dan pesawat sudah bersiap untuk bergerak."Nah saat itu pramugari melihat ada yang masih otak atik hape jadi langsung diminta untuk mematikan," ungkapnya.      

Tapi teguran itu mendapat reaksi ketus dari Zakaria. Dia berdalih masih ada hal penting yang harus disampaikan. Pramugari bernama Febriyani tetap minta Zakaria mematikan hapenya sehingga terjadi sedikit ketegangan."Padahal pramugarinya sudah dengan sikap sopan. Teguran seperti itu kan wajar, ke penumpang lain juga disampaikan," sambungnya.     

Pramugari Febri tak memperpanjang persoalan meskipun sudah mendapat reaksi tidak baik dari Zakaria. Hingga satu jam kemudian pesawat mendarat di Bangka Belitung dan penumpang bergerak turun."Orang itu ternyata menyimpan dendam terhadap pramugari yang menegur tadi, jadi waktu berpapasan diungkit lagi," tuturnya.   

Febri tetap mempertahankan argumennya bahwa pada saat memasuki pesawat semua penumpang harus mematikan handphone-nya. Dia juga menjelaskan bahwa tegurannya itu demi keselamatan seluruh penumpang, termasuk Zakaria."Tapi Febri malah dipukul pakai koran dan didorong. Banyak saksinya kok, ada penumpang yang melerai juga," tukasnya.       

Febri yang tidak terima lantas melaporkan kejadian itu ke Polsek Pangkalan Baru, Pangkalpinang. Hal itu dilakukan supaya menjadi pelajaran bagi penumpang yang lain agar tidak mematikan hape-nya saat berada di dalam pesawat."Kami serahkan masalah ini ke pihak yang berwajib, biarlah jalur hukum yang akan menanganinya,"kata dia.      

Selain dianggap telah melakukan kekerasan, Zakariajuga bisa dianggap melanggar Undang-Undang Penerbangan dengan sanksi berupa penjara selama dua tahun atau denda maksimal Rp 200 juta."Kita belum memutuskan untuk menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan, biarlah hukum yang berbicara. Nanti kita lihat perkembangannya saja," jelasnya.

Dari Bangka Belitung, Babel Pos (Grup JPNN) melaporkan, Dari pemeriksaan pihak kepolisian Polsek Pangkalan Baru, Zakaria akhirnya ditetapkan sebagai tersangka. Kabag Ops Polres Pangkalpinang, Kompol Arifin di Mapolres menyatakan bahwa terlapor kepala dinas kepala BKPMD Babel ditetapkan tersangka.

Arifin mengatakan, pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap Zakaria. Zakaria akan langsung ditahan di Mapolres Pangkalpinang. Zakaria dikenakan Pasal 351 ayat 1 KUHP dengan ancaman hukuman 2 tahun 8 bulan.      

Sementara, Zakaria sendiri saat dikonfirmasi wartawan melalui telpon selular tidak ada tanggapan sama sekali. Tanggapan justru diberikan melalui Dinas Komunikasi dan Informasi Babel Tajudin. Dia menyatakan, insiden itu terjadi karena persoalan kesalahpahaman diantara kedua belah pihak.     

Tajudin mengaku mendapat penjelasan dari Zakaria bahwa kejadian tidak seperti apa yang diberitakan. Apalagi dengan kesan seolah-olah insiden tersebut terjadi begitu saja tanpa ada sebab akibat.

"Dari keterangan pak Zakaria ke saya, sebagai sebagai penumpang, dia sangat paham betul aturan mematikan hape di pesawat. Apalagi karena tugas kedinasannya, sudah sering bolak balik menggunakan jasa layanan pesawat udara,"jelas Tajudin.        

Dalam kejadian tersebut diakui Tajudin memang benar Febriani memintanya  mematikan HP, dan saat itu juga Zakaria mengakui sudah mematikan hp nya, oleh karena jenis hpnya termasuk lama proses off nya, maka perlu beberapa detik barulah bisa mati.

"Kondisi hape seperti itulah yang kemudian ditunjukkan pak Zakaria kepada Febriani, ternyata hal tersebut membuat sang pramugari tidak senang yang menurut pak Zakaria dapat terlihat  dari respon dan body language-nya yang ditunjukkan oleh bersangkutan pada saat itu,"terangnya.      

Kemudian, setiba di Bandara Depati Amir Pangkalpinang, saat hendak turun dari pesawat, Zakaria kembali mengingatkan sikap Febriani yang dianggapnya kurang menyenangkan itu.

Namun ternyata hal tersebut direspons lagi dengan sikap yang tidak ramah, akhirnya terjadilah insiden sorongan koran dari Zakaria kepada Febriani."Insiden ini patut disesalkan, dan hal ini seyogyanya dapat menjadi pelajaran berharga untuk sama-sama senantiasa menjaga sikap dan perilaku dalam berinteraksi sosial dimanapun, dengan profesi apapun,"kata Tajudin. (wir/tob/jpnn/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Sangat Minim Bayar Zakat

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler